Guntur saling bersahut - sahutan
ketika badai sedang melanda. Lebatnya hujan hari ini, memaksa Sherly tidak
dapat pergi untuk menjalani rutinitas hariannya berlatih menari dan vocal.
Wajahnya tercermin di jendela kaca ketika dirinya memerhatikan awan hitam yang seakan
menghalau doa - doanya agar segera meredakan badai yang melanda. Dia terlihat
kesal, karena latihan hari ini sangat penting demi persiapan dirinya dan group
menarinya untuk tampil memeriahkan acara perpisahan kakak - kakak kelas SMP-nya
4 hari kedepan.
Karena batal keluar rumah,
akhirnya Sherly melucuti kaos dan sweater tebal yang dipakainya hingga hanya
menyisakan sebuah tanktop berwarna merah muda dengan model sebatas perut bagian
atas yang terkesan menggelayut di dadanya yang ideal, memperlihatkan pusarnya
yang diapit oleh dua buah pinggang yang sangat langsing dan berotot akibat
latihan menari.
Kemudian dia melanjutkan mencopot
celana jeans tebalnya dan menggantungkannya di samping almari kaca yang
dipenuhi oleh piala dan piagam penghargaan menari dan menyanyi tingkat
Kabupaten. Setelah itu dia melompat ke kasur dan menggapai smartphone miliknya
yang sedari tadi bermalas - malasan di atas spon kasurnya yang empuk. Di layar
smartphonenya, dalam sebuah Group Chat, Sherly menuliskan perkataan maaf tak
bisa menghadiri latihan hari ini disertai stiker emotion bernuansa sedih.
Sebuah dering bel terdengar
berulang kali. Karena badai yang melanda dan derasnya hujan, hampir saja Sherly
tak mendengar suara bel pintu yang sedari tadi berteriak - teriak seakan
memohon perhatiannya.
"Ah itu kakak!"
teriaknya sembari beranjak berdiri dari tempat tidur dan berlari menuruni
tangga. Kleekk!! Suara pintu terbuka, dan terlihat kakaknya, Bastian dengan
menggunakan mantel setengah badan dan celana biru seragam SMA nya terlihat basah
kuyup.
"Kenapa lama
sekali??!!" Ketus Kak Bastian kesal dan kemudian dari belakang muncul
seorang temannya yang bagi Sherly merupakan pertemuan pertama kalinya karena
Sherly merasa teman kakaknya ini baru pertama kali mengunjungi rumah.
Tak lama ketika memandangi
Sherly, wajah teman kakaknya itu menunduk dan mengalihkan pandangan. Teman
kakaknya itu serasa terguncang melihat seorang gadis berumur 14 tahun dengan
lekuk tubuh yang nyaris sempurna layaknya wanita dewasa yang hanya dibalut oleh
tanktop dan hot pants pada bawahannya.
Memahami suasana yang terjadi,
Bastian mendekati Sherly sembari berbisik, " Naiklah ke atas, pakailah
baju, Dia, Arjuna, siswa kelas 3, kakak kelas sekaligus mantan ketua kegiatan
rohani di sekolahan, meski begitu dia masih aktif di Rohis menggawangi para
juniornya."
Mendengar penjelasan kakaknya,
Sherly merasa bersalah memakai pakaian seronok didepan teman kakaknya yang ternyata
aktif di organisasi keagamaan. Meski begitu, kesalahannya juga karena tidak disengaja,
Sherly tidak tahu bahwa kakaknya mengajak seorang teman. " Oh ya, buatkan
dua minuman dan serta ambilkan camilan buat kita, tolong ya dik" pinta
kakaknya ketika Sherly hendak menaiki tangga.
Dengan langkah pelan, Sherly
mendekati Arjuna dan kakaknya yang sedang asyik berbincang diruang TV. Sekarang
dia sudah memakai kaos putih bergambar teddy bear dan celana katun panjang,
sehingga penampilannya tidak akan mengejutkan teman kakaknya untuk yang kedua
kalinya. Dengan pelan, Sherly menekuk kedua kakinya, berlutut di hadapan kedua
orang tersebut sambil menaruh baki yang diatasnya berdiri dua buah gelas berisi
piring kecil dan teh panas yang asapnya masih mengepul ke udara dan biskuit
kelapa dalam sebuah toples.
Sherly mencuri pandang ke arah
Arjuna saat meletakkan baki di meja. Dia melihat sesosok lelaki yang sedang
duduk di sofa dan hanya menggunakan celana pendek bergambar pemain bola yang
jelas - jelas milik kakak-nya, dengan tubuh bagian atas yang tidak dibalut oleh
sehelai kain pun. Meskipun memiliki badan yang sedikit kurus, namun Sherly tahu
bahwa Arjuna, bagaimanapun juga walau aktif di kegiatan kerohanian di
sekolahnya seperti kata kakakknya, di sisi lain dia yakin bahwa Arjuna pasti
melakukan suatu hal yang menguras keringat entah berolahraga apapun itu. Hal
itu ditandai dengan otot - otot lengan dan bahu serta dadanya yang kencang,
serta bagian perut yang membentuk persegi kotak . Karena kegiatan yang menguras
keringat adalah hal biasa seperti rutinitasnya berlatih menari, maka Sherly
otomatis tahu dalam sekejap pandang bentuk tubuh seseorang yang sering
melakukan pekerjaan berat maupun gemar berolahraga. Sepertinya, Sherly mulai
merasa terpukau oleh bentuk badan dari teman kakaknya ini. Dari awalnya sekedar
ingin mencuri pandang, akhirnya berlanjut menjadi lamunan.
"Sherly!," Sapa
kakakknya keras dengan pandangan mencurigai. Seketika itu juga Sherly tersentak
dan karena sapaan kakkanya yang terlalu keras, membuat Arjuna mengentikan
kegiatannya yang sedari tadi mengeringkan rambut basahnya dengan handuk dan
perhatiannya teralihkan oleh suara Bastian.
"Kenapa kau bengong
memandangi Arjuna seperti itu?" Tanya kakaknya, dan Sherly benar - benar
kelabakan tingkah lakunya. Sherly tidak langsung menjawab pertanyaan kakaknya,
namun malah melirik ke arah Arjuna, saat itu juga pandangan mereka berdua saling
bertemu.
"Ehhh....," Hanya
sepatah kata itu yang keluar dari mulut Sherly dengan cengiran yang terkesan
konyol. " Silahkan dinikmati teh dan cemilannya kak Arjuna!". Hanya
itu kata terakhir yang terlontar dari mulut Sherly, kemudian dia berjalan cepat
meninggalkan mereka berdua dan ketika dirinya aman dari penglihatan mereka
berdua saat bersandar di tembok dapur, Sherly menghela napas panjang. Seketika
itu juga samar - samar dirinya mendengar perbincangan kakaknya dan Arjuna
membahas sikap dirinya.
"Adikmu tingkah lakunya
aneh, Kata Arjuna sambil mengalungkan handuk di lehernya karena rambutnya
sekarang sudah setengah kering.
"Yah...mungkin saja dia suka
kamu, " kata Bastian tanpa pikir panjang.
"Whaattt!!!" Perkataan
kakakknya barusan sontak membuat gerah perasaan Sherly. "Idih, apa - apaan
sih kak Bastian, sok tahu aja, ngomong sembarangan!" Dengan kesal, Sherly
melangkah cepat menaiki tangga, memasuki kamarnya, dan kembali melompat ke
kasurnya. Dia kembali mengambil smartphone miliknya seolah membangunkannya dari
tidur lelapnya. Dalam sebuah group sosmed dengan judul XYZ GIRLS, dia mulai
mengetikkan kata demi kata.
"Hey Guys, kau tahu apa
barusan yang terjadi?"
"Tentu saja, yang terjadi
hari ini kamu tak datang latihan dan menyiksa kita memainkan gerakan tanpa
koreografi darimu, " Sebuah balasan dari seseorang dengan account nama
Zee.
"Hehehe, maaf soal itu. Tapi
yang benar adalah kakakku datang dengan seorang teman."
"Udah berapa kali sih kamu
cerita soal teman kakakmu yang sering datang dan godain kamu. Udah bosan aku
nyimakknya. Nih sebagai bukti, aku dah hapal ada sekitar 10 orang teman kakakmu
yang sering godain kamu pas main kerumahmu, dan ada sekitar 15 atau lebih yang
sudah pernah nembak kamu," Ujar sebuah account bernama Melati.
"Nah, kali ini, kamu mau
cerita tipu daya apalagi yang dilancarkan oleh teman kakakmu itu? Kalau
kupikir, selain teman kakakmu, udah banyak cowok - cowok keren lainnya yang
nembak kamu. Yailah yah, siapa yang gak tertarik dengan juara miss dance
sekabupaten ini, yang super seksi dan imut kayak kamu. Tapi aneh, dari semua
cowok yang nembak gak da satupun yang kamu terima. Atau jangan - jangan
kamu.....L*S*B**", tulis sebuah account bernama Mitha.
"IIhhhh...apaan deh kamu
Mitha. Ngaconya bener - bener diambang batas!!" Ketus Sherly dengan
emotion marah berwarna merah pekat. " Bukan begitu, temen kakakku yang
satu ini bener - bener gak tertarik padaku. Pas ketemu aja dia gak tahu siapa
aku."
"Whaattt seriuss??? Siapa
sih yang gak kenal Sherly yang udah pentas mengisi acara di seluruh SMA dan SMP
di kabupaten kita!! Yang masuk wawancara radio lokal. Yang masuk headline di 5
suratkabar lokal!!!" Tulis Zee.
"Jangan - jangan temen
kakakkmu itu orang dekil, gaptek, gak pernah update berita sosmed masa kini.
Atau jangan - jangan baru bebas dari masa kurungan!" Tulis Melati.
"Hikss sedih rasanya kalau
ada yang gak kenal pentolan girlband kita, alhasil nantinya juga bakal
berdampak ke member lain seperti kita - kita jika pentolannya aja seperti
Sherly gak dikenal orang. Tapi yang lebih menyakitkan, kenapa ya harus Sherly
yang folowernya terbanyak di kabupaten ini, padahal aku juga member group di
girlband ini yang gak kalah beken, huhuhu, tidakkk!!!" tulis Mitha.
"Iiihh..apaan deh kalian ini
jadi lebay. Teman kakakku itu alim tahuu. Dan dia masih aktif di organisasi
kerohanian sekolah meski kelas 3 dan mau lulus. Dan.....sepertinya aku tertarik
ma dia!."
"Haaahhh,
seriussss????"" Tulis Zee.
"Ini baru berita
hebohhhh!!!" Tulis Melati.
"Beneran??? Ama cowok yang
nembak kamu waktu di tempat latihan itu tinggi mana? Ama cowok yang nembak kamu
setelah kita pentas di alun - alun pas acara ulang tahun kabupaten itu cakep
mana? Dan ma anak bupati yang nembak kamu itu tajir mana?" Tulis Mitha.
Sherly langsung membuang
smartphone miliknya ke sisi lain tempat tidurnya. Layar notifikasi LED di
smartphonenya berkedap - kedip tanpa pernah berhenti. Menandakan bahwa teman
chat segroupnya, Zee, Melati, Mitha masih memberondongnya dengan berbagai pesan
konyol. Dan Sherly sepertinya tak mau membahas masalah ini lagi dengan mereka.
"Apa - apaan mereka ini.
Orang ingin share kuk malah seheboh ini tanggapannya, " Kata Sherly sambil
mengamati smartphonenya yang seakan merayu agar membalas pertanyaan dari teman
- temannya.
Sherly kemudian mengambil sebuah
buku catatan dan sebuah ipod dari laci mejanya. Sambil mendengarkan ipod, dia
menggenggam sebuah pulpen kecil dan sedikit bersenandung. Kadang dia menggerak
- gerakkan pulpen di genggamannya seperti terbang di awan - awan mengikuti sebuah
irama, setelah itu sang pulpen langsung meluncur di atas lembaran kertas,
menari - nari diatasnya. Dirinya, sedang melanjutkan memodifikasi sebuah lagu
pop untuk dipentaskan di acara perpisahan kakak kelasnya. Setelah 30 menit
berlalu, entah kenapa tenggorokannya terasa kering.
Hujan memang sedikit mereda dan
waktu sudah menunjukkan sore hari. Awan hitam tidak sepekat seperti beberapa
jam yang lalu sehingga memberikan celah untuk ditelusuri oleh sinar matahari
yang sedari tadi seolah mengantri untuk sebuah kesempatan menyinari dunia.
Kondisi seperti itu, menaikkan suhu secara drastis dan memaksa Sherly melangkah
menuruni tangga menuju ruangan dapur untuk mengambil segelas minuman dingin di
kulkas.
Namun langkahnya terhenti ketika
dirinya melihat Arjuna sedang mencuci baki berbahan kaca, gelas bekas berisi
teh dan piring yang digunakan untuk memakan biscuit yang disuguhkannya tadi
ruang tv. Tidak hanya itu, piring - piring dan mangkuk serta peralatan makan
lain yang menumpuk di daftar cuci pun Arjuna sikat sekalian untuk dibersihkan.
Sebenarnya piring - piring kotor dan lainnya yang menumpuk itu adalah tugas
untuk dirinya dan kakakknya sebagai tugas rumah untuk mencuci disaat kedua
orang tuanya berada di kantor, namun kak Arjuna malah membilas bersih semuanya.
Mendadak Sherly membalikkan
tubuhnya. Dia berfikiran untuk balik ke atas dan menunda mengambil minuman
dingin di kulkas yang berada tepat di samping bak pencucian dimana Arjuna
sekarang tepat berada. Entah mengapa dirinya merasa sungkan bertemu dengan
Arjuna. Hal ini memang aneh, dia tidak biasanya merasa kaku setelah bertemu
dengan begitu banyak lelaki akibat popularitas dirinya.
"Sherly??" Sebuah suara
menggetar begitu saja di benak Sherly saat mengenali bahwa suara itu berasal
dari Arjuna yang berada membelakangi dirinya.
Arief. W.S (10 - 12 - 2014 )
9 comments:
bwahaha.. menarik cerita ni :D
can't wait for next..
Sherly maybe suka sama Arjuna.. I means Arjuna might be someone that can change her life :D
I hope so XDD
tanktopnya pastinya keren dan mahal dan pastinya mempu menambah keindahan yang disangganya. semakin menonjol dan padat berisi. bah gunung yang siap memuntahkan lahar panasnya. jangan-jangan arjuna ini mau menjadi pembantu rumah tangganya.
penulisan yang matang ,saya baru dekat sni tapi lepas bca cerpen awak ,saya thu awak berbakat ,keep it up :)
panjang jugaa, belum saya baca semua ceritanya :)
bersambung ya kayaknya, sip terus menulis
ditunggu lanjutannya
cerita yang menarik nih walaupun bacanya sambil deklak dekluk karena ngantuk
Hikari @ Hihihi nyontek darimana nih ampek tau kalau Arjuna bisa merubah kehidupan Sherly?? :D Yah bagaimanapun ceritanya masih rahasia :D Makasih udah mampir Hikari :P
Djangkaru Bumi @ Superr seklai bahasanya Mas Gan :) Kalau dipikir - pikir, ngeri juga kalau sampai memuntahkan lahar panas, hehe :) Arjunanya ikut Panah Asmara mas Gan :D
Ninie Niesa @ Makasih Mbak Niesa dah mau mapir dan baca cerpen saya :) Belum bisa dikatakan berbakat sih, masih dalam tahap pengembangan dan belajar :)
Mbak Zusie @ Wew, panjang ya mbak, soalnya bersambung jadinya kalau gak panjang nanggung :) Makasih loh mbak dah mampir :)
Rohmad @ hihihi capek seharian kerja ya kang Rohmad ampek ndlekuk2. Tapi ya makasih banget dah mau baca meski ngantuk berat :)
Kunjungan ke sini
http://marsha-marshashahirnnia.blogspot.com
cerpen yg bagus...
Nor Marshaliza Shaidan @ Terima Kasih banyak atas kunjungannya Mbak Marsha :)
Berkah @ Makasih udah mau nyempetin membaca :)
Post a Comment