Percayakah kalian jika
jodoh itu tak akan kemana? Apapun rintangannya, berapapun jauhnya jarak yang
memisahkan, takdir pasti akan menyatukan mereka pada akhirnya dikarenakan cinta.
Kalau kalian yang termasuk percaya dengan yang namanya jodoh, mungkin film ini
cocok untuk dinikmati dan nggak wajib ditonton karena pasti bakal mudah ditebak
endingnya. Bagi yang kurang percaya jodoh,atau mungkin posisi saat ini sedang
mencintai seseorang namun orang tersebut sudah ada yang punya dan dengan
gampangnya berkata : Dia bukan jodohku,
tanpa mempertimbangkan kemungkinan suatu hari dia bakalan yang menjadi jodohmu
bukan pacarnya saat ini. Yaaahh, jika kalian termasuk yang dalam posisi diatas,
maka ya film ini malah wajib juga ditonton supaya mempertegas bahwa jodoh itu
tidak akan pernah kemana, berapapun mantan yang dimilikinya kalau dia adalah jodohmu buat masa depan ya itulah pasangan
hidupmu, hehe.
Hanamizuki – May Your
Love Bloom A Hundred Years adalah sebuah film drama percintaan antara dua orang
yang dipisahkan oleh jarak, problema hidup dan masalah – masalah lainnya yang
menyebabkan kandasnya hubungan mereka. Meskipun putus hubungan, tetapi mereka
tetap menjaga benih cinta agar tetap mekar menjadi bunga sampai kapanpun dalam
diri masing – masing.
Menceritakan Kohei, seorang
siswa SMA yang ketika berada di dalam kereta menuju sekolah, dirinya tertarik
dengan seorang siswi yang duduk tak jauh darinya bernama Sae. Kohei sengaja
berpindah tempat duduk untuk lebih dekat kepada Sae yang saat itu sedang sibuk
mempelajari buku materi karena dirinya sedang persiapan untuk mengikuti ujian
masuk universitas. Sae malahan menjadi curiga dengan gerak – gerik Kohei di
dalam kereta.
Musibah terjadi ketika
kereta mendadak berhenti karena menabrak seekor Rusa. Dari situlah Sae frustasi
karena dirinya bakalan terlambat mengikuti ujian masuk. Karena tertarik dengan
Sae, maka Kohei pun mempunyai inisiatif untuk membantu Sae agar tidak terlambat dengan
cara menghampiri rumah pamannya yang tak jauh dari lokasi berhentinya kereta
untuk meminta bantuannya mengantar Sae ke sekolah. Sungguh sayang, pamannya
berada di ladang saat mereka sampai dirumahnya. Kohei menjadi putus asa namun
Sae meminta Kohei untuk mengantarnya menggunakan mobil pick up pamannya ketika
dirinya menemukan sebuah kunci mobil pick – up yang posisi masih tersambung
dengan kontaknya. Dan karena Kohei belum pandai menyetir namun rela
melakukannya demi Sae, maka yang terjadi adalah hampir tertabraknya pick up
yang mereka naiki dengan kendaraan yang berlawanan arah ketika melaju kencang
menyalip sebuah truck dan akhirnya terperosok masuk ke ladang. Akibat kejadian
itu, mereka berdua malah ditahan di kepolisian setempat untuk dijemput orang
tua masing – masing dan Sae pun batal mengikuti ujian.
Begitulah perkenalan awal
Kohei dan Sae. Mereka berdua hidup di sebuah desa di pinggiran lepas pantai
daerah Hokaido. Kohei yang hanya anak nelayan yang juga sering membantu ayahnya
menangkap ikan dan bersekolah di SMA biasa. Sedangkan Sae adalah anak seorang
suster yang bersekolah di pusat kota jauh dari desa dan bercita – cita ingin
masuk di Universitas Tokyo. Perkenalan singkat itu membuat hubungan mereka
terjalin. Setelah peristiwa di kantor polisi, Kohei sengaja datang jauh – jauh ke pusat kota
dimana Sae bersekolah karena ingin mengatakan rasa bersalah lalai dalam
mengemudi dan mengungkapkan kekhawatirannya dengan menanyakan bagaimana mengenai ujiannya
kepada Sae seorang gadis yang baru saja dikenalnya. Sae menangis seketika itu
karena tiba – tiba seorang pemuda yang baru dikenalnya muncul didepannya
memberikan rasa perhatian terhadap dirinya. Terlebih, pemuda itu rela menyetir
meski belum mahir demi agar Sae tidak terlambat ujian kala itu. Perasaan mulai
tumbuh diantara mereka, dan akhirnya ketika Kohei bekerja paruh waktu di pusat
kota, mereka akhirnya berpacaran karena bisa bertemu tiap harinya dan pulang ke
desa bersama pada malam harinya.
Suatu hari, saat Kohei
berada di dermaga membantu ayahnya di tempat kerja, mendadak Sae datang dengan
wajah riang gembira. Sae memberitahukan bahwa dirinya setelah berhasil berusaha
sekian lama, akhirnya diterima di Universitas Tokyo. Kohei menanggapinya dengan
senyum gembira meskipun dalam hatinya agak sedih dikarenakan dia bakalan harus
berpisah karena Sae yang tentu saja akan kost di Tokyo sedangkan Kohei tidak
melanjutkan kuliah dan ingin menjadi nelayan seperti ayahnya.
Dan akhirnya, hubungan
mereka pun menjadi LDR ketika Sae sudah kuliah di Tokyo. Karena setting film
ini pada saat Sae berkuliah adalah tahun 1995 - 1996, maka setiap bulannya
mereka berdua selalu berkirim surat, toh belum ada juga Android pada jaman itu,
he. Hubungan LDR, pastinya tidak
gampang. Gelombang rindu yang mereka berdua alami tidak biasa seperti orang
yang berpacaran jarak dekat. Ketika Sae memasang telepon di kamar kostnya,
Kohei pun menjadi penelepon pertama yang menghubungi Sae lewat telepon umum di
dermaga.
Menjaga hati adalah hal yang paling susah ketika menjalani LDR. Suatu
hari saat Sae berkeliling area kampus ketika ada acara penerimaan kegiatan
eskul, ketika dirinya sedang bingung mengunjungi satu - persatu stand – stand kegiatan
di kampusnya yang terutama bisa menghasilkan pendapatan tambahan, maka
bertemulah dia dengan Junichi, seorang senior yang membuka kelas eskul dan
kegiatan di bidang fotografi.
Ketika melewati stand
milik Junichi, Sae sangat tertarik dengan gambar – bambar yang dihasilkan oleh
sang kameramen. Dan tiba – tiba Junichi keluar dari dalam stand menjelaskan
bahwa gambar – gambar yang dikagumi Sae adalah hasil karyanya. Junichi mengajak
Sae untuk bergabung dengan kegiatan fotografinya. Karena menurut Junichi,
jarang ada yang berlama – lama mau menikmati hasil karyanya kecuali seseorang
yang mempunyai rasa sentuhan tinggi dalam mencerna sebuah foto. Awalnya Sae
menolak, tetapi ketika Junichi menawarkan ada bayaran dalam kegiatannya
akhirnya Sae menerimanya.
Akrab dengan seniornya
yakni Junichi, akhirnya Sae memiliki banyak kegiatan yang dihabiskan dengan
seniornya tersebut. Mulai dari mengajar di kelas pembelajaran yang dibentuk
oleh seniornya tersebut, hal – hal yang berkaitan dengan fotografi dan lain
sebagainya. Sehingga ketika Kohei menelepon malam hari pun, hanya pesan mesin
otomatis yang menjawabnya. Dan yang lebih membikin Kohei kecewa, karena Sae
membatalkan acara pulang ke kampung saat libur semester karena kepadatan
jadwal. Di tengah kekecewaan yang melanda Kohei yang digambarkan saat dirinya
lesu saat bekerja, diam – diam dari dalam ruangan kantor dermaga, Ritsuko
seorang gadis muda yang bekerja sebagai akuntan di kantor dermaga diam – diam menaruh
hati dan selalu mengawasi Kohei. Sayang, dirinya tak bisa berbuat banyak karena
tahu bahwa Kohei sudah mempunyai pacar yang sedang kuliah di Tokyo.
Suatu hari, karena jarang
berkomunikasi dengan Sae, Kohei memutuskan untuk sengaja datang ke Tokyo dengan
maksud memberikan kejutan kepada Sae. Ketika datang di kampusnya, Kohei sedikit
sakit hati ketika melihat Sae terlihat sangat akrab jalan berdua bersama seniornya
Junichi. Malamnya ketika Sae mengajak dinner Kohei di restoran, mereka
bertengkar, alhasil Kohei pergi meninggalkan Sae begitu saja dan malah membuat
keributan dan bertengkar di jalanan kota Tokyo dengan orang mabuk. Karena babak
belur, Sae mengajak Kohei di tempat kostnya. Akhirnya hati mereka kembali
tenang setelah Sae mengobati luka Kohei dan membicarakan soal komitmen soal
hubungan mereka bahwa setiap individu berjanji tak akan pernah ke lain hati.
Dan juga Kohei menyatakan bahwa dia mau pindah ke Tokyo untuk sementara waktu
mengikuti les Bahasa Inggris agar dia bisa berlayar mencari ikan ke luar negeri
nantinya jika Sae bekerja di luar negeri karena Sae mengambil jurusan Sastra Inggris
yang menjadi cita – cita dan impiannya.
Namun, komitmen serta
rencana kadang tidak bisa berjalan mulus ketika situasi yang tidak mendukung. Pada
malam hari disaat kondisi badai, Ayah Kohei meninggal saat berlayar menjaring
ikan. Tidak hanya kesedihan yang melanda keluarga Kohei, namun juga tunggakan
hutang yang besar diketahui Kohei ketika semasa hidup almarhum ayahnya meminjam sejumlah uang yang sangat
tinggi nilainya untuk membeli kapal demi untuk bisa menjaring ikan yang sampai
kini belum terlunasi. Hal itu akhirnya membuat Kohei menjadi tulang punggung
keluarga dan memutuskan hubungan dengan Sae karena Kohei berhenti menjadi
nelayan dan pekerjaannya hanya berjualan karena kapalnya dia jual untuk
melunasi hutang dan harus menghidupi adik serta ibunya. Kohei tidak mau kondisi
buruk dirinya membebani Sae dalam mengejar mimpinya.
Beberapa tahun kemudian
Sae akhirnya bekerja di New York menjadi staff di kantor redaksi yang
menggeluti bidang fotografi yang tak lain didirikan oleh seniornya Junichi.
Ketika ada undangan pernikahan sahabatnya, dia balik ke kampung halamannya.
Karena sahabatnya itu menikah dengan teman Kohei semasa SMA, maka pada pesta
pernikahan tersebut Sae bertemu dengan Kohei yang statusnya sekarang sudah
menjadi suami dari Ritsuko, gadis yang menjadi pemuja rahasianya semasa bekerja
di dermaga. Pertemuan sejak sekian lamanya berpisah, perubahan status mereka,
sama sekali tak merubah keakrapan mereka seperti kekasih yang pernah lama
dahulu kala terjalin. Mereka berdua sadar bahwa mereka dipisahkan bukan karena
saling membenci namun karena situasi. Dan mereka paham bahwa mereka masih
saling mencintai. Mereka paham bahwa cinta pertama dan sejati ada dalam diri
mereka masing – masing. Lalu bagaimana sikap mereka menanggapi rasa cinta yang
masih tertanam pada lubuk hati yang terdalam di saat posisi Kohei sudah
mempunyai sebuah istri dan juga posisi Sae yang saat ini sedang
mempertimbangkan lamaran menikah oleh Junichi selaku seniornya semasa kuliah
dan yang selalu membimbingnya dan memberikan pekerjaan sehingga dia bisa mapan
bekerja di New York?
2 comments:
Aish, dengar kata LDR rasanya tuh...
#pengalamanpribadi
Srii @ hehehe, kangennya tiada tanding kalau LDR tuh :)
Post a Comment