Membicarakan Poltergeist yang berarti arwah jahat memang bukanlah sesuatu yang
baru. Poltergeist sendiri adalah
sebuah film yang pernah popular pada tahun 1982. Karena selain salah satu film
yang menakutkan kala itu, jalan ceritanya pun ditulis oleh sutradara kawakan
yakni Steven Spielberg. Nah, pada
tahun 2015 ini, ternyata film Poltergeist
di-remake ulang dan sudah tayang di
bioskop pada bulan Juni lalu di Indonesia. Dan ternyata lagi, film Poltergeist ini juga ada novelnya. Novel
Poltergeist ditulis oleh James Khan dan termasuk jenis novel
adaptasi karena ceritanya berdasarkan dari scenario
filmnya. James Khan sendiri adalah
salah satu penulis novel adaptasi, karena selain Poltergeist, dia juga menulis novel adaptasi dari film popular
seperti Star Wars dan Indiana Jones. Novel Poltergeist sendiri diterbitkan pertama
kali pada tahun 1982 sama pada tahun dimana filmnya pertama kali tayang.
Sedangkan di Indonesia novel Poltergeist
diterbitkan pertama kali tahun 2015 ini bersama dengan rilis film remake terbarunya.
Karena Novel Poltergeist terbit berdasarkan skenario pada filmnya versi 1982,
maka secara umum cerita yang dijabarkan tidak jauh berbeda dengan filmnya.
Namun memang terdapat sedikit perubahan alur, hanya sedikit, namun tetap
menarik untuk disimak. Terlebih, bagi yang sudah menonton film Poltergeist versi tahun 1982, tidak akan
lengkap rasanya bila tidak ditindak lanjuti dengan membaca novelnya. Meskipun
ada sedikit perubahan alur, namun di dalam novel penjabaran latar belakang
karakter akan lebih diperdalam sehingga kita akan lebih mengupas tuntas
segalanya yang kita lewatkan pada film Poltergeist
versi 1982. Dan pada novelnya juga ada penambahan beberapa karakter yang tidak
ada pada versi filmnya.
Jadi jika kalian suka pada film Poltergeist versi 2015 dan ingin membeli
novelnya pasti akan sedikit kecewa karena banyak sekali perbedaan yang timbul
pada novelnya seperti latar belakang karakter, nama – nama tokoh serta ending
yang tentu saja berbeda karena novelnya didasarkan pada adaptasi film versi
1982 bukan versi 2015. Namun tetap saja, meski berbeda, novelnya tetap enak
dibaca. Gaya penulisan James Khan
yang formal membuat novelnya terasa gurih dan ada kengerian sendiri yang
disajikan. Dan jika kalian belum pernah sekalipun melihat film Poltergeist entah itu yang versi 1982
maupun versi 2015, saya sarankan untuk langsung saja melihat yang versi 2015.
Bukannya saya merekomendasikan yang versi 2015 karena yang versi 1982 jelek,
namun lebih ke effect computer yang saya temui saat melihat
versi 1982 malah tidak membuat takut tetapi menjadi geli. Yah mungkin kalau
yang melihat ayah maupun ibu saya atau anak generasi 80-an masih akan terlihat seram. Jika yang melihat adalah anak
generasi 2000-an mungkin mereka akan
tertawa. Namun, ending dari film Poltergeist
versi 1982 bagi saya masih tetap lebih klimaks daripada ending versi 2015 meski
secanggih apapun effect computer yang menyertainya. Yah, kesan horror lebih
terasa pada ending versi 1982 yang terkesan classic
tanpa effect computer seperti memunculkan
mayat – mayat dan peti jenazah yang berhamburan keluar dari tanah adalah
sensasi horror tersendiri. Nah, setelah sedikit saya jabarkan mengenai novel
dan film versi lama serta barunya diatas serta perbedaannya, dibawah akan saya ulas
sedikit mengenai filmnya versi 2015.
Film ini menceritakan kepindahan keluarga Bowen
pada sebuah kompleks perumahan yang jauh dari kota dan sekarang menjadi tempat
tinggal mereka. Sayangnya bukan hunian yang ideal bagi keluarga mereka namun
tak lain adalah sebuah mimpi buruk. Beberapa kejadian aneh menimpa seisi rumah,
salah satu contohnya seperti yang terjadi kepada anak bungsu mereka dari tiga
bersaudara – Madison Bowen yang diperdaya untuk berkomunikasi oleh penghuni
lain di rumah mereka yang berbeda dimensi. Puncak kemarahan para penghuni lain
itu adalah ketika ketiga anak ditinggal oleh Eric Bowen dan Amy Bowen selaku
ayah dan Ibu mereka pada acara jamuan kompleks untuk menyambut tetangga baru. Luput
dari pengawasan orang tua, para penghuni lain yang berbeda dimensi itu
menyerang mereka bertiga dengan terror yang mengerikan yang mengakibatkan anak
bungsu mereka Madison Bowen ikut tertarik ke alam lain.
Untuk menyelamatkan anaknya, keluarga Bowen
mengupayakan langkah untuk meminta bantuan Dokter Broke Powell yang membuka
praktek penelitian mengenai fenomena gaib dengan ilmu pengetahuan modern. Dokter Broke Powell beserta
kedua asissten mudanya membawa beberapa alat yang digunakan untuk mendeteksi
fenomena gaib yang terjadi di rumah keluarga Bowen. Setelah upaya peneltian
secara ilmiah terhadap terror yang menghantui keluarga Bowen, maka tim Dokter
Broke Powell menyimpulkan bahwa kemampuan ilmiahnya tak mampu membantu banyak
untuk menyelamatkan putri bungsu mereka yang terjebak di dimensi lain, karena
apa yang mereka hadapi diluar batas kemampuan mereka selama ini dari sekian
banyak menangani berbagai kasus. Bagi tim Dokter Broke Powell, apa yang dialami
keluarga Bowen adalah satu –satunya kejadian berhantu yang luar biasa dalam
hidupnya. Sehingga akhirnya Dokter Powell menghubungi kenalannya yakni seorang
cenayang sejati - Carrigan Burke, dan berharap dengan kemampuan supranaturalnya
mampu mengembalikan putri keluarga Bowen. Madison Bowen sendiri diculik ke
dimensi lain karena dia adalah anak polos dan masih suci yang mampu menuntun
para penghuni lain yang tak lain adalah para arwah yang gentayangan ke cahaya kedamaian menuju alam baka. Para
Arwah gentayangan ini sendiri adalah para mayat yang nisannya digusur untuk
dijadikan kompleks perumahan. Celakanya, apabila Madison masuk ke dalam cahaya
itu sebagai penuntun mereka, maka Madison pun akan ikut menghilang selamanya.
10 comments:
Saya belum pernah nonton dan baca novelnya nih mas Arif hehehe, kalau di Indonesia dari Novel di angkat ke film jadi banyak kurangnya atau kadang terlalu banyak penambahannya hehehe
kayaknya ini sangat okey untuk dilihat
trims sobat
saya belum pernah nonton nih
yg 2015 masih tayang gk ya
bisa tuh nonton, tApi gk ada temen ini. bisa geri klau sendiri
Amri Evianti @ Buruan nonton ma suami Evi, buat akhir pekan yang menyenangkan :) Hihi, itu kan ciri khas Indonesia kadang film ma bukunya ada saja kasus yang pernah ditemui berbeda endingnya :D
Rustiadi @ Iya Bang, rekomended pokoknya nih film. Makasih udah berkunjung :)
Ara Anggara @ Sepertinya sudah tidak tayang lagi bang di bisokop, kan jatah tayang biasanya cuma satu bulan saja :) Ajak pacarnya dumz bang Ara :D
aduh, nggak punya pacar saya nih @arief
Ara Anggara @ hehe sabar bang, jodoh gak bakal kemana kuk :)
Ada novelnya juga ya
kalo filmnya saja gak berani lihat
apalagi baca novelnya bisa kebawa mimpi hehe
horor gitu ceritanya
Dedaunan Hijau @ Kan ada suaminya mbak Sus, bisa liat bareng intensitas horornya jadi berkurang hehe :)
Iya ada novelnya, aku juga gak sengaja nemu pas jalan2 di toko buku mbak, tapi emang tinggal beberapa stoknya pas aku beli ekmarin :D
saya tunggu tayang di tv aja dech hihihi
Irwin Andryanto @hihihi mungkin setahun lagi mas kalau di TV, biasanya keren2 trans tv.
Post a Comment