Monday, July 31, 2017

Ulasan Novel Scheduled Suicide Day : Bunuh Diri Yang Terjadwal, Kuk Bisa?



Tahun 2015 saat mengunjungi toko buku, aku pernah sekilas melihat novel berjudul Girl In The Dark. Nah pada saat itu, aku sama sekali tak menunjukkan minat dan ketertarikan terhadap novel tersebut. Memegangnya pun tidak, apalagi melihat sinopsis dan pengarangnya. Jika tidak salah, tahun 2015 yang kubeli bersamaan saat diriku melihat pertama kalinya buku Girl In The Dark di toko buku adalah novel seri deketktif Cormoran Strike karya Roberth Galbraith nama pena dari J.K Rowling si penulis buku Harry Potter. Lalu tahun 2016 ketika kembali mengunjungi toko buku, aku kembali melihat Girl In The Dark masih terpajang di rak-rak buku. Mengetahui ke-eksissan novel tersebut, aku berkesimpulan bahwa Girl In The Dark pasti laris manis dan disukai banyak pembaca karena mampu cetak ulang dan bertahan begitu lama di toko buku. Meski berpendapat begitu, tak ada niat sedikitpun diriku untuk menyentuhnya.

Di tahun 2017, saat membaca review-review buku popular di internet, aku baru mengetahui bahwa Girl In The Dark mempunyai popularitas yang tinggi di Indonesia, bahkan pada bulan April 2017 memasuki cetakannya yang ke-10. Tak hanya itu, novelnya pun sudah diadaptasi menjadi film di Jepang walau aku juga belum menontonnya. Dari review-review pembaca di internet itu, aku baru mengetahui bahwa pengarang Girl In The Dark adalah Akiyoshi Rikako. Dan ternyata, novel Akiyoshi Rikako yang sudah beredar di Indonesia sampai tahun 2017 ini sudah berjumlah 4 buah yakni Girl In The Dark, The Dead Returns, Holy Mother dan Scheduled Suicide Day.


Menurut opini para pembaca di internet, Girl In The Dark dan Holy Mother menjadi paling favorit karena kelam dan sadis. Dan setelah mengintip sinopsis ke empat novelnya dari internet, aku menilai cerita yang disajikan Akiyoshi Rikayo masuk kategori misteri, yang mana menggiring pembaca perlahan mengungkapkan sebuah fakta kebenaran. Misteri yang kelam, misteri yang sadis, hingga pembaca diharuskan membuat prediksinya sendiri namun Akiyoshi Rikako disebutkan oleh para opini pembaca di internet juga piawai membuat ending kejutan. Dari para opini pembaca yang memberi penilaian bagus itulah, akhirnya memberi dorongan lampu hijau kepada diriku untuk mencari novelnya dan menjatuhkan pilihan kepada Girl In The Dark sebagai novel Akiyoshi Rikako pertama yang harus kumiliki, toh karena 2 tahun yang lalu, Girl In The Darklah yang pertama kali kulihat sebelum bertahap 3 judul lainnya memasuki pasar Indonesia.

Tetapi apes, saat mendatangi toko buku di tempatku, Girl In The Dark sudah habis. Yang ada hanyalah judul terbaru Scheduled Suicide Day yang baru keluar pertama kali April 2017. Kecewa sih, dan aku sempat berpikir untuk jalan ke Yogya maupun Solo mencari di Gramedia namun kubatalkan karena tak ada salahnya juga membaca karya Akiyoshi Rikako yang terbaru Scheduled Suicide Day meski yang paling banyak mendapat pujian dari opini pembaca adalah Girl In The Dark. 

Akhirnya mau tak mau kuputuskan untuk membeli Scheduled Suicide Day. Dan memang seperti yang sudah kuduga, setelah membaca 50 halaman Scheduled Suicide Day, misteri yang ditanamkan Akiyoshi Rikako dalam cerita terasa kental, membuat pembaca penasaran tak sabar ingin segera melompat ke endingnya.
Mengambil kesimpulan dari review para pembaca di internet, aku merasa Akiyoshi Rikako berusaha membuat twist sebaik mungkin, sehingga berharap semua pembaca akan tergelincir dengan prediksi-prediksi mereka dalam mengungkap fakta, dan di dalam Scheduled Suicide Day aku merasakan itu, seolah para pembaca mampu dibuat berburuk sangka dan berujung kesalah pahaman. Namun jika dicermati dengan serius, sebenarnya twistnya agak mudah dibaca, seperti yang sebelumnya sudah diungkapkan para opini pembaca internet yang sudah menilai novel Scheduled Suicide Day ini lebih dulu, level twist-nya memang masih kalah dengan Girl In The dark.  Hal yang paling kusuka dari Scheduled Suicide Day adalah pesan moral yang disampaikan serta sebuah kalimat ucapan yang berbunyi ‘ Kau tidak memikirkan perasaan orang yang kau tinggalkan ya? Bunuh diri itu akan membunuh hati orang-orang lain di seklilingmu juga!’ Konyolnya, saran manusiawi itu terucap dari sosok arwah alias hantu.

Penuturan yang digunakan oleh Akiyoshi Rikako kalimatnya enteng, sangat mudah dicerna. Tidak menggunakan gaya bahasa dan istilah yang sukar dimengerti. Pokoknya sangat enjoy ketika membacanya. Dan lagi, tebal bukunya tak menyentuh 300 halaman, jadi tak begitu banyak menyita waktu saat menyelesaikannya. Dikarenakan genre misteri yang temanya gelap adalah sesuatu yang kusuka, maka tak perlu waktu lama bagiku untuk langsung membeli 3 judul novel lainnya karya Akiyoshi Rikako di Gramedia walau baru membaca setengah halaman dari Scheduled Suicide Day. Aku akui memang sukar mendapatkan Girl In The Dark ketika aku mencarinya di toko-toko buku lain selain Gramedia.

Sesuai judulnya, Scheduled Suicide Day, dari membaca judulnya saja kita sudah paham jika buku ini akan menyangkut soal bunuh diri. Yang membuat menarik adalah bunuh diri yang terjadwal? Kuk bisa? Jadi begini, intinya tokoh utama bernama Ruri adalah seorang murid SMA yang merasa bunuh diri adalah jalan keluar satu-satunya agar tujuannya terwujud.

Setelah ibunya meninggal, Ruri hanya tinggal bersama ayahnya yang mengelola sebuah restoran besar. Lalu muncullah Reiko, gadis dewasa muda yang dijadikan ayahnya sebagai asissten. Awalnya Ruri menyukai Reiko, namun dia begitu terkejut saat selang beberapa waktu ayahnya ingin menjadikan Reiko istrinya. 

Akhirnya ayahnya menikah dengan Reiko meski Ruri setengah hati memberikan restu. Tak lama ayahnya meninggal dunia. Sepeninggal kedua orang tuanya, hidup Ruri berubah total. Dia menjadi tak punya teman di sekolah. Di rumah pun interaksi dengan Ibu tirinya tak berjalan mulus. Lalu, Ruri teringat kejanggalan saat kematian ayahnya. Dia tanpa sengaja melihat ibu tirinya Reiko membawa sebuah botol berisi bubuk dan terlihat begitu tergesa-gesa merapikan jurnal ayahnya saat pertama kali dirinya mendatangi TKP. Ruri merasa aneh karena jurnal ayahnya tidak diketemukan, begitu pula dengan botol berisi bubuk itu saat Ruri menggeledah seisi rumah. Ruri yakin bahwa botol bubuk yang dibawa Reiko adalah racun dan Reiko menyembunyikan jurnal ayahnya demi sebuah kepentingan. 

Mengingat setelah kematian ayahnya segala urusan bisnis restoran diambil alih oleh Reiko dengan mengambil segala kebijakan-kebijakan ekspansi pasar yang bertentangan dengan prinsip ayahnya. Serta uang jaminan asuransi ayahnya yang Reiko kuasai sendiri, hal-hal itu memperkuat dugaan Ruri bahwa ayahnya dibunuh. Ruri berkesimpulan bahwa Reiko, gadis yang mempunyai selisih umur belasan tahun dengan ayahnya itu sengaja menjalankan segala rencananya demi bisa menguasai aset ayahnya yang dibangun dari nol.

Maka Ruri tak tinggal diam. Dia mendatangi sahabat sekaligus dokter ayahnya yang menangani dan mengeluarkan surat keterangan kematian jasad ayahnya yang di dalam surat keterangan itu si dokter memberikan alasan kematian ayahnya karena sebuah penyakit. Ruri bertanya apakah saat si dokter ketika memeriksa jasad ayahnya ada kemungkinan diracuni? Namun si dokter menegaskan tak ada indikasi racun sama sekali. Tak puas, maka Ruri mendatangi kepolisian. Dari divisi kriminal, Ruri ditolak mentah- mentah mengajukan kasus pembunuhan karena tak cukup bukti.

Menemui jalan buntu, akhirnya Ruri nekat untuk bunuh diri. Tujuannya bunuh diri adalah selain bisa bergabung kembali dengan kedua orang tuanya di alam baka, dia juga menulis wasiat yang mana jika isi surat wasiat itu ditemukan oleh seseorang di dekat jasadnya nanti, isi surat wasiat itu sudah mampu untuk membuat pihak polisi memperkarakan kasus kematian ayahnya dari peristiwa kematian dirinya. Kematian dan surat wasiatnya adalah adalah bukti ampuh yang mampu mendesak polisi untuk mengusut kasus ayahnya dan menghancurkan kehidupan ibu tirinya sebagai mana ibu tirinya menghancurkan kehidupan Ruri.

Ruri melakukan sebuah perjalanan ke tempat ideal dimana dia harus melangsungkan rencana bunuh dirinya. Setelah sampai di tempat tujuan dan sebelum memulai gantung diri, seorang hantu pemuda seumurannya muncul. Hantu itu bersikeras mencegah Ruri agar mengurungkan niat untuk bunuh diri. Hantu itu menceritakan bahwa arwahnya terikat di tempat ini karena dirinya dulunya juga gantung diri seperti yang Ruri ingin lakukan sat ini. Dan hantu itu menyesal telah melakukannya. 

Ruri menceritakan sebab mengapa dia harus bunuh diri kepada hantu itu. Tetapi tetap, Ruri harus melaksanakan rencananya agar tujuannya terwujud. Setelah berdebat panjang, akhirnya mereka berdua mengambil sebuah kesepakatan, bahwa Ruri boleh melakukan bunuh diri dan si hantu tak akan mencegahnya, andaikata Ruri benar-benar tak bisa menemukan bukti jika ibu tirinya adalah seorang pembunuh, selama itu si hantu pun menawarkan bantuan dalam menyelidiki. Namun, tenggat waktunya hanya seminggu. Iya benar, jika dalam seminggu mereka berdua tak menemukan bukti, maka Ruri akan bunuh diri tanpa ada yang menghalangi sebagai jalan terakhir.                 

8 comments:

MisakiPureBlood said...

menarik XD

covernya juga cute <3

rasanya tak pernah nampak lagi novel ni... ermmm

Noviyana Shiali said...

Pertama kali baca judul novelnya "Scheduled Suicide Day" aku jadi keinget sama novel "Thirteen reasons why" karya Jay Asher. Bercerita tentang cewek yang udah berencana bunuh diri juga. Heueheu, tapi sepertinya "Scheduled Suicuide day" ini menarik ya , karena ada hantu-hantunya juga

Arum Kusuma said...

Ya kalo bunuh diri siapa lagi yang berjuang memperkarakan kasus ayahnya ya..

Ibu tiri lagi.. terkesan jahat 😂

dedaunan hijau said...

sepertinya menarik ceritanya, aku belum baca juga buku ini
temanya lagi hangat hangatnya juga sekarang ya, lagi banyak bunuh diri
jadi penasaran baca juga

Icha Hairunnisa said...

Dari cover-nya aku pikir ini komik, bukan novel. Hehehehe. Wah ini relate sama persoalan sekarang yang lagi heboh soal bunuh diri nih. Dan ada unsur mistisnya juga dengan kehadiran sosok hantu yang 'bijak.' :D

Andi Nugraha said...

Kalau dilihat dari sampulnya ku kira bukan novel. Penasaran sama cerita lengkapnya. Pengen baca langsung..he

Ninda said...

kayaknya menarik ya cuma sayang saya nggk gitu suka novel2 yang ceritanya suram :(

The Other Side said...

Misaki PureBlood@ Tak pernah nampak dimana Hikari? Hehehehe :)

Noviyana Shiali @ Hantunya cakep kayaknya Novi ampek tokoh utamanya jatuh cinta :)

Arum Kusuma @ hihihi ya karena kasus kematiannya nanti bakal mendorong penyelidikan polisi untuk memeriksa ibu tirinya berdasarkan surat wasiatnya, rencananya sih begitu :D hehhe sejak jaman bawang merah-bawang putih yawh ibu tiri jahat :D

Dedaunan Hijau@ Baca dumz mbak Suzy, besok2 bisa dikasih anaknya buat bacaan juga :D

Icha H@ hehehe sama sih, dulu aku sempat mikir ini komik ilustrasi pa yawh :P Novel ilustrasi biasanya kan ringan2 ceritanya kebanyakan, tapi gak nyangka bobot isinya jauh beda ma covernya yang terkesan mengandung cerita2 bergambar ringan :D

Andi Nugraha @ hehehe iya bang Andi, sekalian dikoleksi keempatnya, satu aja belum puas pokoknya :D

Ninda @ Xixixixi suram cuma membangun atmosfer dan gejolak emosi pembaca aja Nin, intinya endingnya lebih melegakan daripada novel2 percintaan :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...