Saturday, August 29, 2015

Review Film For Love Or Money : Antara Cinta Dan Harta

For Love Or Money. Mendengar judulnya saja, apalagi film dengan tema percintaan, mungkin otak kita secara responsif langsung memberikan gambaran bahwa film ini akan bercerita mengenai dilema seseorang dalam menentukan antara dua pilihan sulit dalam hidupnya yakni uang atau cinta. Yah memang tak jauh dari itu, karena sebenarnya kita semua sudah familiar dengan seabrek film maupun sinetron baik lokal maupun luar yang mengusung tema percintaan dengan persoalan cinta dan harta. Seakan tidak ada matinya, pilihan konflik persoalan antara cinta dan harta selalu saja menghiasi berbagai kisah yang muncul setiap tahunnya baik itu dalam bentuk novel, film maupun serial drama. Hanya saja, setiap kisah yang menonjolkan konflik cinta dan harta mempunyai bumbu dan daya kemasnya masing – masing sehingga mampu membuat para penonton hanyut dalam cerita maupun tersulut emosinya. For Love Or Money adalah sebuah film dari negeri Tiongkok yang mampu memberikan hiburan tersendiri dengan ceritanya yang tak begitu berat namun mampu membuat emosi penonton masuk ke dalam konflik jalan ceritanya. Selain itu, film ini dibintangi dua artis Asia populer yakni Liu Yifei dari Tiongkok dan Jung Jihoon (Rain) dari Korea Selatan.

Mengisahkan Xing Lu ( Liu Yifei ) seorang wanita yang memutuskan berhenti dari dunia penerbangan sebagai pramugari dan memilih untuk membuka sebuah usaha cafee kecil. Suatu hari hati Xing Lu hancur berkeping – keping ketika mendapati bahwa kekasihnya Yan Zhenming menikah pada acara pernikahan massal yang diikuti oleh puluhan mempelai. Xing Lu kemudian melabrak kekasihnya pada saat acara pernikahan. Dia meluapkan amarahnya kepada kekasihnya Yan Zhenming. Yang lebih menyakitkan adalah Xing Lu mengetahui fakta bahwa kekasihnya itu hanya menikahi calon istrinya hanya karena sebatas tujuan untuk bisa menguasai harta warisan mertuanya. Zhenming juga menawarkan bahwa setelah dia menjadi ahli waris, dirinya akan kembali kepada Xing Lu karena hanya dirinya yang dicintai oleh Zhenming. Mendengar perkataan kekasihnya, emosi Xing Lu semakin menjadi dan pergi meninggalkan Zhenming, dia juga menolak tawaran Zhenming.

Suatu hari, didera sakit hati yang tak kunjung usai, Xing Lu mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan cara ingin melompat dari sebuah atap gedung apartemen. Saat kejadian itu warga menjadi heboh dan puluhan polisi berusaha menyelamatkan Xing Lu dengan menyediakan matras raksasa terbuat dari balon karet untuk antisipasi jika Xing Lu melompat dirinya bisa diselamatkan. Di saat itulah, tak sengaja Xu Chengxun (Rain) lewat di tempat kejadian. Melihat seseorang ingin melompat dari ketinggian atap, Xu Chengxun diam – diam menyelinap masuk ke apartement dan ketika sampai di atap dia membujuk Xing Lu agar mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Sayangnya bujuk rayunya tak berhasil, Xing Lu memutuskan untuk melompat, namun Xu Chengxun menyelamatkannya yang akhirnya mereka berdua jatuh selamat dalam matras balon udara raksasa yang disediakan pihak kepolisian.

Dari insiden itulah Xing Lu berkenalan dengan Xu Chengxun. Awalnya Xing Lu marah karena Chengxun terlalu ikut campur dalam urusan pribadinya ketika ingin bunuh diri. Chengxun juga kesal karena Xing Lu malah marah bukannya berterima kasih setelah diselamatkan nyawanya. Chengxun sendiri menaruh hati kepada Xing Lu. Akhirnya Chengxun setiap harinya mampir ke caffe milik Xing Lu untuk melakukan pendekatan, dan sepertinya berjalan mulus, mereka berdua lama kelamaan sudah terlihat seperti sahabat, bahkan Chengxun mencintai Xing Lu.

Suatu hari Xing Lu mendatangi Chengxun yang sedang melamun lemas di atap sebuah apartemen. Chengxun sendiri adalah seorang seniman lukis yang tidak mapan dari segi finansial. Bosnya urung mengadakan pameran untuk mempublikasi karya – karyanya. Karenanya dia melamun sebab faktor keuangannya sedang menipis. Bakat yang dimiliki Chengxun adalah murni turunan dari ayahnya. Ketika curhat mengenai masalah keuangan terhadap Xing Lu, akhirnya Xing Lu menawarinya untuk bekerja di caffe miliknya. Tawarannya itupun langsung diterima oleh Chengxun. Karena bekerja dalam satu area yang sama, mereka menjadi semakin dekat, dan akhirnya menjadi sepasang kekasih.

Kisah percintaan Xing Lu dan Xu Chengxun  sepintas seperti kejadian alami yang mempertemukan sepasang kekasih dalam ikatan cinta. Sayangnya, jauh sebelum itu skema pertemuan dan jalinan mereka berdua sudah disusun matang oleh sebuah skenario. Suatu hari mantan kekasih Xing Lu - Zhenming mengirimkan sebuah majalah edisi lama yang didalamnya membahas Chenxun anak semata wayang  dari seorang Ibu Presiden pemilik AR Group salah satu perusahaan ternama yang mempunyai pengaruh penting dalam skala perekonomian negara. Xing Lu mendatangi gedung perusahaan bertingkat mentereng yang kini sudah dimiliki oleh Zhenming akibat menikahi anak dari pemilik gedung mewah ini sebelumnya. Disitu Zhenming mengutarakan bahwa dirinya dan Xing Lu merupakan orang yang sama, yakni mencintai seseorang karena menginginkan sebuah harta. Xing Lu marah dan menjelaskan bahwa dirinya berbeda dengan mantan kekasihnya itu, namun dirinya tak menampik bahwa ada kesamaan sifat terhadap mantan kekasihnya dalam menganggapi sebuah kekayaan. Sepertinya Zhenming sudah tahu apa yang direncanakan oleh Xing Lu. Zhenming menawari bahwa jika rencana Xing Lu berhasil, dirinya boleh kembali pada pelukannya, karena menurut Zhenming, Xing Lu adalah pasangan yang mempunyai kesamaan dengan dirinya

Intinya Xu Chenxun adalah anak pewaris perusahaan ternama AR Group. Namun dia memilih untuk  menjalani hidupnya dengan mengandalkan bakat melukisnya. Dia terpaksa harus menjadi miskin dengan tujuan agar bisa mandiri dengan bakat melukisnya dan menemukan tambatan hati yang mau menerima dia apa adanya tanpa memandang statusnya sebagai pewaris perusahaan. Di sisi lain, Ibu Chenxu yang notabene CEO dari perusahaan AR group tak menginginkan anaknya memilih jalan untuk menjadi seniman karena trauma masa lalunya Ibu Chenxun meninggalkan suaminya karena suaminya lebih memilih menjadi pelukis dan akhirnya suaminya meninggal karena miskin. Ibu Chenxun dulunya juga menikahi ayah Chenxun karena tak lain mertuanya mempunyai lahan bisnis yang besar.  Ibu Chenxun memiliki perjanjian kontrak dengan Xing Lu. Dia meminta tolong Xing Lu untuk membuat Chenxun jatuh cinta kepada dirinya dan kemudian mencampakkannya dengan alasan karena Chenxun adalah seniman yang miskin. Tujuan dari Ibu Chenxun adalah jika rencananya berhasil, anaknya bisa kembali ke rumah dan mengusrus perusaan dan menyandang ahli waris resmi serta meninggalkan karir melukisnya. Namun sayangnya, disini Xing Lu juga mencintai Chenxung yang jelas – jelas sebuah larangan dalam kontrak yang telah ditandatangani oleh dirinya senilai 15 juta Yuan. 

6 comments:

Kutu Buku said...

jadi pengen nonton nih film

dhiya saadiah said...

Teringin nak tengok cerita ni..

Dapatkah tips pemakanan secara alami Rawatan Tips sihat tanpa kos

The Other Side said...

Kutu Buku @ Iya Bang Nonton aja, bagus kuk :)

Muji @ Hihi makasih dah berkunjung :)

dedaunan hijau said...

Haduu bintangnya cakep-cakep semua :)
sepertinya bagus ini filmnya ya
pengin nonton, ceritanya juga bagus

The Other Side said...

Bintangnya memanjakan mata semua mbak :D
Cocok buat ngisi akhir pekan ini mbak filmnya :)

Unknown said...

Alur ceritanya sangat lambat

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...