Bersantai dan melihat sekumpulan bebek berenang di danau
buatan di taman kota bukanlah suatu hal yang bisa aku lakukan setiap saat
mengingat jadwal pekerjaan yang padat. Hari ini bisa jadi aku harus
berterimakasih kepada PLN. Karena ada pemeliharaan jaringan, lewat media
twitter pihak PLN resmi mengumumkan serta meminta maaf karena akan mematikan
jaringan listrik di sebagian besar wilayah kota. Oleh sebab itu, ketika listrik
mendadak padam yang sungguh sangat bertepatan karena kepalaku sedang puyeng
akan banyaknya laporan yang aku susun, maka aku meminta izin keluar untuk
menghilangkan penat. Taman kota, adalah pilihan yang tepat untuk bersantai menurutku.
Kuteguk sedikit minuman kaleng, dan tak lama sambil
menghirup nafas aku mengeluarkan sendawa yang keras karena reaksi soda yang
masuk dilambungku. Hhmmm nikmat sekali rasanya bisa bersendawa sambil menikmati
pemandangan disini. Didepanku, terpampang sebuah danau buatan yang sangat indah
meski ukurannya tidak besar. Banyak para pengunjung yang bermain di sekitar
danau dan memberi makan para ikan. Banyak juga para remaja yang sedang duduk -
duduk santai sepertiku sambil mendiskusikan sesuatu. Berada beberapa menit saja
disini rasanya sungguh melegakan pikiran.
Seorang gadis kecil berjalan melewatiku. Dia kira - kira berumur sekitar 5 sampai 7
tahun. Perawakannya sedikit kurus, berambut pendek, berkulit putih. Entah
darimana semerbak wangi harum bunga tiba - tiba saja tercium jelas di hidungku.
Wangi harum yang tercium tidak bisa jelas aku identifikasi tepatnya. Yang
kurasakan, wangi itu bila kucium rasanya seperti melegakan jiwa. Gadis kecil
itu menoleh kepadaku sejenak, kemudian dia meneruskan perjalanannya. Wajahnya
mengisyaratkan kesedihan, kepedihan yang luar biasa. Entah kenapa aku bisa
membaca raut mukanya, dan aku mendadak benar - benar bisa merasakan perasaan
nelangsa yang dialaminya.
Kuberdirikan tubuhku
ini, dan aku mulai berjalan mengikutinya dari belakang. Aku berjalan pelan
membuntutinya dengan jarak kurang lebih 10 meter. Gadis itu berjalan tegak
dengan pandangan lurus kedepan. Dia memakai sandangan serba putih mulai dari
kemeja putih dan rok sebatas lutut dengan tekukan lancip berwarna putih. Bila
diperhatikan lebih cermat, gadis itu tidak menggunakan alas kaki. Aku bertanya
dalam hati bagaimana gadis itu bisa tahan berjalan dengan santainya diatas
aspal yang tentunya sangat panas akibat terkena pancaran sinar matahari?
Kurang lebih sepuluh menit berjalan gadis itu memasuki suatu
celah kecil yang diapit oleh dua buah rumah yang sepertinya kosong. Aku
menundukkan badanku, sedikit merangkak memasuki celah itu hingga saat berhasil
keluar dari celah, kutemui lorong yang pengap dan kutelusuri lorong itu hingga
menemukan sebuah halaman belakang rumah yang tidak terawat. Kulihat gadis itu
berdiri di depan kerumunan anak - anak sekolahan berseragam SMA yang sedang
melakukan pesta miras. Kudapati ada 5 orang lelaki dan 3 buah perempuan. Para
lelaki asik meneguk minuman keras sembari bersenandung, sedangkan para gadis
asyik merokok sambil bercengkrama. Tampaknya halaman belakang rumah kosong ini sangat
ideal untuk dijadikan tempat maksiat.
Seakan puas memerhatikan para remaja yang sedang asyik
berpesta , gadis kecil itu meninggalkan mereka dan melompati pagar belakang
halaman rumah. Tak mau ketinggalan jejak si gadis kecil itu, aku kembali
membuntutinya. Ketika melewati para remaja, mereka sejenak menghentikan
aktifitasnya dan memelototiku dengan ekspresi curiga. Yah, mungkin batin mereka
bertanya - tanya mengapa mendadak seorang pria dewasa seperti aku lewat di
tempat yang seharusnya rahasia dan tertutup bagi kaum muda seperti mereka?
Namun aku juga bertanya - tanya dalam hati, mengapa mereka para remaja tadi perhatiannya tidak terganggu akan
hadirnya sebuah gadis kecil yang berdiri dan memperhatikan kegiatan pesta
mereka? Sepertinya, mereka seakan tak merasakan kehadiran gadis itu.
Kurang lebih 15 menit aku berjalan mengikuti gadis itu.
Sekarang, tanpa sadar aku sudah memasuki pusat kota. Aku menjadi penasaran dimana
sebenarnya tujuan gadis itu? Keringatku mulai bercucuran, dan kemejaku mulai
basah dan membuatnya terlihat mencolok dimata orang. Bagaimana mungkin seorang
gadis kecil berjalan dengan santainya tanpa alas kaki di atas panasnya aspal
jalanan dan mampu bertahan selama ini seakan gadis itu memiliki tenaga kuda dan
alas kaki baja.
Gadis itu berhenti di sebuah bangunan gedung tua yang
sepertinya sudah direnovasi. Diatas gedung itu terdapat tulisan papan besar
yang menjelaskan bahwa bangunan tua ini adalah tempat fitness dan relaksasi. Aku memasuki
tempat itu, mengikuti apa yang juga dilakukan gadis aneh itu. Didalam, memang
terdapat banyak alat fitness namun sedikit aktifitas dan pengunjung, dan sisi
koridor lain yang dibatasi oleh sekat kaca terlihat beberapa orang sedang
melakukan terapi. Kulihat kebanyakan ibu - ibu muda.
Gadis itu terus berjalan hingga menemui sebuah pintu kecil
yang dijaga oleh dua orang berbadan kekar. Gadis itu berhenti sejenak ,
bibirnya bergerak dan mengucapkan seraya berbisik sebuah kata yang dari
kejauhan yang entah mengapa aku bisa mendengarnya. Ini sangat aneh sekali. Aku
hampir menutup kedua telingaku ketika gadis itu berujar sesuatu kepada dua
orang yang bertubuh kekar didepannya. Suaranya benar - benar berdengung
kencang. Ketika pintu itu terbuka keluar sebuah pria dewasa yang kira - kira
berumur 40 tahunan yang dengan gugupnya menggenggam sebuah smartphone yang
didekatkan di telinganya. Ketika melewatiku dengan tergesa - gesa aku bisa
mendengar perkataannya seperti, " Maap Mah, papa sedang lagi ada meeting
mendadak, jadinya IFA dan Zena bakalan sedikit menunggu lebih lama buat aku
jemput di sekolah nanti!"
Jelas saja Pria itu berbicara bohong kepada istrinya.
Meeting di tempat fitnes dan relaksasi? Yang benar saja. Akupun menjadi
penasaran apa sebenarnya yang ada di balik pintu itu. Ketika aku mengalihkan
kembali perhatianku ke pintu itu, sang gadis sudah tidak ada. Karena terkejut,
aku langsung berjalan dan menuju pintu itu. Namun sebelum meraih kenop pintu,
sebuah tangan kekar salah satu dari dua penjaga itu menahanku sambil berkata,
"Kata Sandi-nya Pak?"
Kata sandi?? Aku jadi heran, untuk memasuki pintu ini saja
diperlukan sebuah kata sandi?! Akupun hanya terdiam sesaat dan bingung. Aku
tidak tahu apa kata sandinya. Lalu, bagaimana gadis tadi bisa memasukinya?
Namun mendadak bibirku berucap " Rose Flower 666" Dengan segera dan
tanpa aku duga, salah satu penjaga membukakan pintu dan berkata "semoga
hari anda menyenangkan"
Aku tak menduga celotehanku benar. Kata Rose Flower 666
kudapat dari ucapan gadis kecil tadi saat si gadis berucap sesuatu kepada kedua
penjaga tadi dan saat itu seakan aku mendapatkan sebuah bisikan yang memekakkan
telinga. Apakah si gadis tadi berkomunikasi denganku? Dan dia memberitahuku
mengenai kata sandi ini? Rasanya ini semua diluar akal sehat.
"Apa - apaan ini?" Batinku dalam hati. Sungguh aku
tak menduga bahwa pemandangan yang akan aku dapati adalah sebuah hal yang
mengejutkan. Kulihat sebuah ruangan besar yang terdiri dari sofa sofa yang
mengitari sebuah panggung bulat yang di tengahnya berdiri seorang penari erotis
yang sedang memolekkan tubuhnya bergelantungan di sebuah tiang besi. Gadis -
gadis erotis itu sepintas kulihat masih berumur remaja, namun keremajaan mereka
seakan tak menutupi kemampuan menari erotis mereka yang sangat indah bak sudah
berpengalaman.
Gemerlap lampu benar - benar memeriahkan area ruangan ini.
Warna - warni kilatan lampu dan sound suara yang dimainkan oleh seorang DJ yang menggelegar memekakkan
telinga. Beberapa remaja terlihat dekat area yg sedikit luas, mereka membentuk
suatu kerumunan dan menari bersuka ria. Sedangkan para pria dewasa kebanyakan
bercengkrama di meja sofa menyangkut soal bisnis dan menikmati tarian erotis.
Aku mulai berpikir, bagaimana kedua penjaga berbadan kekar tadi meloloskan si
gadis belum cukup umur untuk memasuki tempat ini?
Cahaya yang agak gelap temaram, warna - warni lampu yang
berkelebat, banyaknya orang yang berseliweran
menyulitkanku untuk mencari dimana posisi gadis kevil itu sekarang. Namun tak
perlu waktu lama, aku melihatnya sedang memandangi sebuah panggung dengan tiang
penyangga namun tanpa adanya penari erotis diatasnya, dan di sofa yang mengelilingi-nya
pun tanpa adanya pengunjung. Itu adalah satu - satunya area yang sepi di pojok
sudut ruangan.
Kuperhatikan gadis kecil itu mulai beranjak seakan puas
setelah memandangi area yang sepi itu. Dipikiranku masih bingung apa sebenarnya
yang dilakukan oleh gadis itu? Sekarang, dia berjalan menuju area Bar yang
menurutku minimalis. Kucermati, gadis itu berhenti di depan seorang lelaki,
yang bisa dibilang masih muda berumur dua puluh tahunan. Sambil duduk, Lelaki
itu meneguk sebuah gelas kecil yang berisi minuman keras dan setelah puas
dengan gerakan memejamkan matanya akibat reaksi alkohol di lambungnya, lelaki
itu meletakkan gelas kecil tersebut di meja panjang di depannya dan seorang
bartender dengan tangan penuh tato mengambil gelas tersebut.
Di kanan - kiri lelaki tersebut dua orang wanita muda
menggodanya dan sekali - kali memberikan kecupan menggoda pada leher lelaki
tersebut. Namun tak berselang lama lelaki tersebut berdiri, seakan tak
menghiraukan godaan dua wanita tadi. Dia mengambil sebuah uang di sakunya dan memberikan tips
maupun bayaran kepada sang bartender dan kedua wanita cantik tersebut. Setelah
itu dia meninggalkan Bar dan menuju ke pintu keluar. Sang gadis kecil itu,
kulihat mengikutinya dari belakang lelaki muda itu.
Dua orang bertubuh kekar juga ditempatkan di pintu keluar
ruangan hiburan tersembunyi berkedok tempat fitness dan relaksasi ini. Sebelum aku
berjalan sampai ke pintu keluar, kedua orang penjaga kekar ini dengan responsif
membukakan pintu tanpa diperintah.
Keluar dari tempat yang bagiku sangat mengerikan ini,
sambutan sinar matahari menyilaukanku. Karena tidak biasa berdiam lama di
tempat temaram gelap, sinar matahari yang mendadak menerpa, seperti membuat
shock indra penglihatanku.
Ternyata, setelah melalui pintu keluar tempat mengerikan
itu, yang kutemui adalah halaman parkir yang luas. Tak kusangka banyak sekali
mobil dan motor yang terparkir disini. Dan kulihat, gadis itu berdiri, memandangi
lelaki itu memasuki mobil mewahnya. Ketika mobil itu melaju meninggalkan area
parkir, gadis itu hanya diam berdiri, kepalanya bergerak mengikuti arah
jalannya mobil yang semakin lama hilang ditelan bumi. Saat itu juga kulihat,
kedua tangan gadis itu mengepal erat dan mendadak aku merasakan suatu kebencian
yang mendalam di hati ini layaknya gadis kecil itu yang emosional juga saat melihat
lelaki muda yang serba glamour tersebut.
Sudah 15 menit aku berjalan kembali mengikuti gadis itu
semenjak meninggalkan tempat mengerikan tersebut. Kali ini keringatku kembali
bercucuran setelah sebelumnya sempat mereda ketika berada di dalam tempat
mengerikan itu karena disana banyak AC yang dipasang di setiap sudut ruangan. Namun aku tak menyangka bahwa gadis itu memasuki sebuah tempat yang selama ini
jarang aku kunjungi dan juga secara umum jarang dikunjungi oleh banyak orang, yakni kuburan.
Gadis itu berjalan, melewati makam demi makam begitupun aku
yang dari awal selalu saja mengekor dibelakangnya. Aku punya mental yang buruk
jika memasuki area kuburan, ini memang sudah bawaan dari kecil efek dari
menonton film horror yang tidak bisa hilang. Bisa dibilang, nafasku mulai berat
dan bulu kudukku meremang. Terutama, saat ini aku sadar bahwa yang aku ikuti
dari tadi tentunya bukan manusia. Aku ingin kabur, lari dari ketakutanku dan
membiarkan berbagai pertanyaan menggantung di benakku. Namun hatiku tetap
membulatkan tekad melawan ketakutan itu dan tetap melanjutkan mengikuti gadis
kecil ini untuk mengetahui jawaban siapa sebenarnya dia dan apa maksud semua
tempat yang dikunjunginya? Mendadak, gadis itu berhenti di sebuah dua buah liang
kubur yang baru saja digali. Dia berdiri di atas salah satu liang kubur yang berukuran besar tersebut dan
menoleh ke dalam liang di bawahnya. Aku pun menghampirinya, berdiri di samping
gadis kecil itu dan juga melihat liang kubur di dalamnya.
Namun, pemandangan aneh luar biasa terjadi. Tanganku, kakiku
semua anggota tubuhku gemetaran melihat pemandangan di bawah liang kubur
tersebut. Dari ubun - ubun kepala sampai pangkal jari kaki semua seakan anggota
tubuhku bergetar hebat. Nafasku tersendat - sendat, serasa dicekik oleh sebuah
tangan yang kekar. Mataku melotot hebat, tak bisa sekalipun aku mengedipkan
mata karena besarnya rasa takutku yang tak bisa kugambarkan. Lemas - dan lemas,
itulah rasa yang semakin lama menderaku. Ketakutan luar biasa telah
menguasaiku. Kini aku benar - benar tak berdaya dengan melihat sesuatu yang
mengerikan didepanku. Bahkan, film terkejam manusia hingga akhir kiamat
nantipun aku berani bersumpah tak akan ada yang bisa menandingi kekejaman yang
aku lihat didepan mataku saat ini. Aku sudah tidak kuat, dan perlahan
kehilangan kesadaran, akhirnya hanya gelap yang kurasakan.
Rasanya seperti ada yang menggoyang - goyangkan badanku.
Semakin lama semakin keras dan kemudian sedikit - demi sedikit aku membuka
mataku. Pertama yang kurasakan adalah bau aroma minyak kayu putih, dan setelah
sadar, kusadari ada seorang ibu muda yang menyodorkan minyak di hidungku untuk
membangunkanku dan seorang kakek tua yang memijat - mijat pundak dan leherku
untuk merilekskanku.
Setelah membuka mata aku langsung memposisikan diri untuk
duduk. Kulihat sekeliling aku masih di area kuburan dan banyak orang
mengelilingiku, memandangiku dengan penuh tanda tanya. Kulihat juga dua buah
keranda mayat digotong dan beberapa pekerja sudah siap untuk memasukkan dua
buah jenazah yang sudah ditutupi oleh kain kafan. Seorang pemuka agama
membacakan doa - doa untuk proses pemakaman
dan isak tangis keluarga menyelinginya. Dan begitu kagetnya diriku
ketika mengetahui sekujur tubuhku basah dan lengket. Layaknya orang yang diguyur
oleh sebuah ember penuh air, begitulah diriku saat ini. Basah kuyup. Namun aku
tahu itu dalah keringatku sendiri. Namun aku tak habis pikir keringatku bisa
keluar sebanyak ini. Ini tidak lazim, namun diluar akal sehat dan aku ingat
bahwa sesuatu yang mengerikan telah aku lihat tadi meski sekejap namun membuatku mengeluarkan
semua isi keringat ditubuhku.
"Anda ini siapa?" Tanya seorang kakek tua yang
tadi membantuku dengan memijat anggota tubuhku."Kami semua kaget menemukan
Bapak tergeletak disini dengan basah kuyup?"
Namun aku tidak langsung menanggapi pertanyaannya. Aku
langsung menggantinya dengan pertanyaan lain.
"Siapa yang meninggal?"
"Yang meninggal adalah cucu perempuanku dan bayinya,"
Sang kakek itu langsung menjawab. Dan aku langsung mengajukan pertanyaan lain.
" Kenapa cucu kakek meninggal?"
Sang kakek diam sejenak dan mulai menjawab " Dia
meninggal tak lama setelah melahirkan bayinya"
Dan kemudian tak lama
kakek tua itu pun menambahkan dengan nada berat, " cucuku meninggal
setelah membuang bayi yang baru saja dilahirkannya di jalanan dengan
memasukkannya di dalam kardus, berharap ada yang menemukannya, namun nahas
sebuah kendaraan melindasnya. Kemudian cucuku
meninggal terkapar saat perjalanan pulang ke kostnya karena infeksi di rahimnya
akibat persalinan paksa yang tidak steril."
"Apakah kakek tahu siapa yang menyebabkan cucu kakek
hamil?"
"Anakku selaku ayah dari cucuku sudah meminta
keterangan dari teman - teman SMA di sekolahnya, namun semuanya bungkam, seakan
tak ingin menceritakan aib yang menimpa cucuku"
"Dan apakah bayi yang tak lain adalah cicit kakek yang
meninggal adalah perempuan?" Tanyaku untuk terakhir kalinya.
"Benar ",Jawab sang kakek dengan mata yang
memerah.
"Kalau memang begitu akan kutegaskan bahwa cicit kakek
adalah seorang gadis yang sangat cantik. Wanginya sangat luar biasa hingga
diujung duniapun aku tak akan bisa menemukan parfum sewangi yang dipakai oleh
cicit kakek"
"Bagaimana Anda bisa tahu?"
" Ini memang diluar logika dan akal sehat. Percaya atau
tidak itu terserah kakek. Bagaimanapun cicit kakek memberiku gambaran apa yang
telah menimpa cucu kakek didunia ini dan apa yang akan menunggunya di alam
lain. Aku akan menceritakannya kepada seluruh keluarga kakek setelah proses
pemakaman."
5 comments:
yakin akan qada' dan qodar
ada kehidupan kekal setelah kehidupan
i like ur cerpen
wah berbau horor lagi, nih mas arief -,-
Rose Flower 666.. *eh
terus kenapa tokoh 'si aku' ini mengikuti gadis kecil itu?
masih bingung dg jalan ceritanya, kenapa 'aku' harus repot2 mengikuti gadis itu?
dan... juga ada typo tuh, lupa di baris ke berapa, 'kevil'? seharusnya 'kecil', kan?
Blog while the heat is in you. … The blogger who postpones the recording of his thoughts is not a blogger.” Keep blogging!
Corel Draw @ Kehidupan kekal selalu menanti semua umat di dunia ini sepeninggalnya nanti. Tinggal manusia-nya itu mau memasukinya dengan membawa segala kebaikan dan amal maupun dengan segala keburukan yang dilakukan semasa hidupnya. Kekal bisa berarti pedih dan bahagia. Makasih sudah menyempatkan dan menyukai cerpen saya Mas :)
Maryam Ishmatullah @ Hahahaha bisa - bisanya dibilang horror nih mbak Maryam :) SSssstt jangan sebut kata sandi tempat mengerikan itu :P
JIM @ Wah terima kasih mas JIM. Anda memang pembaca yang kritis. Saya suka itu :) Kenapa tokoh aku harus repot - repot mengikuti gadis itu? Oke saya terangkan sedetailnya. Ada dua clue disini yang menyebabkan tokoh aku mengikuti sang gadis kecil. Clue pertama, disaat gadis itu melewati sang tokoh aku, di point ini sang tokoh aku mendadak mecium semerbak bau wangi yang dia sendiri tak bisa mengidentifikasi bau wangi aroma itu karena sepertinya seumur hidup si tokoh aku belum pernah membaui aroma wangi seharum ini. Clue pertama ini memnang belum menguatkan si tokoh untuk mengikuti si gadis, namun hanya membuatnya bertanya2 dalam hati darimana wangi luar biasa ini berasal? dan apakah dari gadis yang lewat barusan???
Clue kedua, misalkan kita sedang duduk di taman menikmati sedikit waktu bersantai, dan ada orang berjalan entah dia itu gembira, bahagia, dll, tentunya kita akan cuek dengan mereka karena mereka hanyalah orang yang berlalu - lalang di hadapan kita, dan apapun masalah yg menimpa mereka bukan urusan kita. Namun berbeda dengan yang dialami sang tokoh aku, ketika si gadis menengok dirinya sejenak setelah melewatinya, dan ketika sang tokoh aku melihat wajahnya, si tokoh ini bisa merasakan di hatinya segala penderitaan dan kesedihan yang dialami si gadis meskipun si tokoh tidak mengetahui penyebabnya. Oleh sebab itu keanehan seperti bau wangi yang mendadak muncul saat lewatnya si gadis dan kejadian tak masuk akal seperti dirinya mampu merasakan pendertiaan dan kesedihan yang dialami sang gadis hanya dengan memandangnya sejenak itulah yang mendorong sang tokoh aku ini untuk mengikuti sang gadis kecil untuk mengetahui siapa sebenarnya gadis itu dan sebab dan kejadian apa yang membuat hatinya begitu menderita dan diselimutu kesedihan seperti yang si tokoh aku yang dengan tidak tahu sebabnya dia sendiri bisa merasakannya.
Untuk soal salah ketik, mungkin dari sekian cerpen yang saya buat pasti akan ditemui kesalahan ketik toh karena setelah menulis saya hanya mengeditnya satu kali baca saja dan kemudian saya posting, jadi buat para pembaca maap untuk salah satu ketidaknyamanan ini :)
STAIRWAY @ okay thanks, I try to strive to not delay - any longer to write everything in my mind. I will always remain blogwalking :)
Post a Comment