Friday, April 24, 2015

Review Film Norwegian Wood : Hambar Dan Syarat Emosi

Apa yang terlintas di pikiran Anda jika mendengar sebuah judul Norwegian Wood? Ya bagi generasi tahun 60 - 70an pasti mengenalnya dengan sebuah judul lagu dari group band The Beatles. Dan lagu Norwegian Wood sendiri ditulis oleh John Lennon selaku vokal dari Group The Beatles.  Lagu Norwegian Wood sendiri diedarkan pertama kali pada tahun 1965. Karena setting tahun pada film Norwegian Wood yang judulnya notabene sama persis dengan lagu ciptaan John Lennon yang tak lain alasannya disebabkan karena tokoh utama dari cerita di film ini menyukai lagu tersebut dan awal setting cerita pada film ini bermula pada tahun 1967 dimana lagu tersebut sedang mendunia. Terlepas dari itu, Haruki Murakami, selaku penulis novel Norwegian Wood yang diadaptasi menjadi film ini juga menyukai dan terinspirasi oleh lagu Norwegian Wood dalam menulis cerita. Jadi tak ayal jika judul karyanya disamakan dengan judul lagu yang disukai dan sudah memberinya inspirasi.

Cerita dimulai pada tahun 1967 saat Watanabe selaku tokoh utama dalam film ini mempunyai seorang sahabat yakni Kizuki dan seorang teman dekat wanita bernama Naoko yang selaku kekasih Kizuki. Pada tahun itu, mereka masih berada pada jenjang SMA dan selalu melakukan aktivitas apapun secara bersama - sama. Ibarat induk dengan anak - anaknya, mereka bertiga seolah hampir tak bisa dipisahkan. Dan tanpa diduga, suatu hari Kizuki melakukan bunuh diri tanpa alasan apapun yang akhirnya membuat Watanabe seperti kehilangan separuh hidupnya. Ditinggal sahabat terbaiknya, akhirnya Watanabe pindah ke sekolah lain karena tak mampu menjalani hari - harinya di sekolah lamanya yang penuh kenangan dengan Kizuki dan hingga berumur 19th dia kuliah dan tinggal di Tokyo.

Tanpa diduga, setelah 2 tahun lamanya, Watanabe bertemu kembali dengan Naoko, mantan kekasih almarhum sahabatnya itu di Tokyo. Naoko sendiri ternyata juga sedang menjalani kuliah di kota yang sama dengan Watanabe. Akibat perkenalan itu, hubungan mereka menjadi dekat. Setiap ada waktu luang mereka selalu janjian untuk bertemu mengobrol dan jalan bersama. Anehnya, setiap mereka menjalani hari - hari bersama, Naoko tak pernah sekalipun mengungkit masalah mengenai Kizuki, almarhum kekasihnya. Sedangkan Watanabe sendiri, juga merasa segan untuk menanyakan almarhum sahabatnya itu kepada Naoko. Jadi mereka berdua selalu tertutup mengenai Kizuki dengan alasan mereka masing - masing. Sedangkan lambat laun, perasaan Watanabe lama kelamaan menjadi suka dengan Naoko, dan alhasil, cinta pertamanya pun tertuju pada mantan kekasih almarhum sahabatnya itu.

Hingga pada suatu hari, ketika Naoko merayakan ulang tahun ke-20 nya bersama Watanabe di apartemennya, mendadak Naoko merasa bergairah hebat. Bagi Naoko, gairah itu merupakan sesuatu hal yang baru pertama kali terjadi dalam hidupnya. Menyikapi hal aneh itu Naoko menangis dan mengajak Watanabe untuk berhubungan seks. Setelah berhubungan seks, Watanabe merasakan ada yang aneh pada saat melakukannya. Dan saat itu pula, Watanabe mengetahui bahwa ini kali pertamanya Naoko melakukan hubungan badan. Karena rasa penasarannya,  Watanabe menanyakan kepada Naoko kenapa semasa Kizuki hidup dan menjadi kekasihnya, dia tidak melakukannya dengan Kizuki? Bukannya mendapat jawaban, malah Naoko emosinya terbuncah dan menangis hebat dengan perilaku anehnya yang seakan kejiwaannya terguncang akibat pertanyaan itu. Pagi harinya, ketika Naoko masih tertidur lelap, Watanabe keluar dari apartemennya dengan meninggalkan sepucuk pesan bahwa jika Naoko membutuhkan sesuatu atau bantuan, dia bisa datang kapan kepada dirinya. Watanabe akan selalu ada untuk Naoko. Sayangnya, setelah itu, seperti halnya almarhum sahabatnya Kizuki yang bunuh diri tanpa meninggalkan pesan apapun, Naoko juga secara misterius menghilang dengan pindah dari apartemennya entah kemana.

Karena gadis yang dicintainya hilang tanpa kabar, Watanabe mencoba menghubungi rumahnya tapi jawabannya nihil. Beberapa kali dia mengirim surat ke rumahnya yang satu daerah dengan tempat asal Watanabe, namun tetap tak ada balasan. Watanabe tahu, Naoko dan almarhum sahabatnya Kizuki  sudah menjalin hubungan sejak mereka berumur 3 tahun. Jadi dapat disimpulkan sudah banyak moment dalam hidup yang mereka berdua lewati. Saat itu Watanabe merasa bersalah, seharusnya dia tidak mengajukan pertanyaan yang menyangkut soal Kizuki semasa hidupnya berhubungan dengan Naoko.

Karena dibuat frustasi oleh menghilangnya Naoko, Watanabe bersama teman dekatnya Nagawasan, seorang teman yang penuh kesempurnaan dari tampang yang rupawan, prestasi berlimpah, selalu menghabiskan malam di klub - klub dan mengencani banyak wanita setiap akhir pekannya. Ketika berhubungan dengan wanita yang tak dikenal , Watanabe tak pernah merasakan sesuatu yang spesial saat berhubungan seks. Bahkan di otakknya, kadang dia membayangkan Naoko saat berhubungan badan dengan gadis lain.  Hingga pada suatu hari muncullah Midori, seorang gadis badung, dengan sifat ceria, enerjik dan selalu saja berkata vulgar dan jujur mengajak Watanabe kenalan saat berada di kantin kampus. Midori sudah mengawasi Watanabe sejak waktu yang lama, dan dia merasa optimis bahwa sifat Watanabe akan cocok dengan sifat dirinya karena Midori tidak pernah cocok dengan kebanyakan orang. Dan prediksi Midori memang tepat, Watanabe yang pendiam dan hampir tak mempunyai banyak teman di kampus, mampu dibuat mengobrol topik apa saja bersama dengan Midori dengan penuh keceriaan. Melewati hari - hari dengan Midori, tanpa sadar beban frustasi Watanabe akan Naoko terkurangi. Mereka berdua menjadi sangat dekat. Mereka berdua menjadi saling suka. Mereka berdua sudah berciuman. Namun hanya sebatas ciuman saja sebagai teman yang saling memahami, karena Watanabe tahu persis Midori sendiri sudah mempunyai pacar, dan Midori paham bahwa Watanabe mempunyai seseorang yang dicintai yakni Naoko.

Suatu hari, Watanabe mendapat surat balasan dari Naoko yang menceritakan bahwa dirinya sedang menjalani masa rehabilitasi penyakit kejiwaannya di sanatorium tepatnya berada di area pegunungan di wilayah Kyoto. Mendengar itu, Watanabe langsung mengunjunginya disana. Disana Watanabe mendapatkan fakta yang mengejutkan bahwa Naoko mempunyai permasalahan nafsu seksual. Disana Naoko menjawab pertanyaan Watanabe kenapa dirinya tidak melakukan hubungan seks dengan Kizuki ketika masih hidup. Naoko menjawab, karena kelainan seksual yang dideritanya, segala upaya pernah dilakukan bersama Kizuki, namun tetap saja hal itu tak pernah berhasil.Intinya Naoko tidak pernah bergairah sama sekalipun.

Dan hal paling menakutkan di benak Naoko adalah dia beranggapan bahwa mungkin saja Kizuki bunuh diri karena tak bisa membahagiakan Naoko secara seksual, padahal Naoko yang menderita penyakit tetapi malah Kizuki yang bunuh diri. Hal itu sama saja Naoko menganggap dirinya dan penyakit yang dideritanya telah membunuh Kizuki secara mental. Anehnya ketika bersama Watanabe di malam ulang tahunnya, dia merasa bergairah sekali dan tidak ada pilihan selain mengajak Watanabe untuk berhubungan seksual. Di situ Naoko juga meminta maaf karena kedekatannya dengan Watanabe, dan dirinya yang sudah mengajak Watanabe berhubungan badan, membuat Watanabe mencintainya.

Naoko mengutarakan bahwa dirinya hanya mencintai Kizuki bagaimanapun itu. Dan saat mengajak Watanabe berhubungan seks, itu karena Naoko hanya ingin merasakan gairah hubungan seks yang tak pernah timbul saat bersama Kizuki. Naoko juga meminta maap andai telah memberikan Watanabe harapan palsu. Meski jawaban pahit yang diterima Watanabe setelah melakukan perjalanan jauh demi untuk menemui Naoko, diluar dugaan Watanabe malah mau memahami dan menerima.

Watanabe malah menawarkan bahwa dia akan mencari kerja sampingan, menyewa apartemen yang lebih bagus, dan menunggu Naoko andai dia sembuh, maka Watanabe akan mengajak Naoko tinggal bersama di apartementnya, hidup bersama selagi Naoko melanjutkan kuliahnya yang tertunda, dan akan berusaha membuat Naoko mencintainya layaknya dia mencintai Kizuki. Namun Naoko masih mempertimbangkannya. Dan disisi lain, Midori menyatakan bahwa dirinya mencintai Watanabe. Sebenarnya Watanabe pun mempunyai perasaan suka kepada Midori meski tak sebesar cintanya kepada Naoko. Watanabe mengatakan bahwa dia sudah mencintai wanita lain yakni Naoko, tapi Midori bersikeras agar Watanabe memilihnya karena dia telah memutuskan pacarnya demi ingin bersama Watanabe yang menjadi soulmate baginya. Karena Midori mempunyai kesamaan sifat dengan Watanabe, ketika watanabe menceritakan bahwa dia sedang menunggu jawaban pasti dari Naoko, maka Midori memahami dan menerimanya. Disitulah perasaan Watanabe terombang - ambing antara menunggu jawaban dari Naoko selaku cinta pertamanya tetapi Naoko sendiri tidak mencintainya karena bayang - bayang masa lalu Kizuki dan juga pertimbangan penyakit kejiwaannya yang terperangkap dalam dunianya yang mungkin bagi Naoko hanya akan membebani kehidupan Watanabe saja atau Watanabe memutuskan untuk memilih Midori, seorang gadis yang Watanabe tahu mencintainya dengan tulus dan rela memutuskan pacarnya hanya demi untuk mengejar dirinya serta rela untuk menunggu selama apapun jawaban dari dirinya seperti halnya dirinya yang menunggu jawaban dari Naoko.

Bagi yang suka melihat drama dengan penuh lika - liku dilema percintaan, maka film Norwegian Wood akan sangat cocok bagi Anda. Namun perlu diingat, film ini ditujukan bagi umur 17 tahun keatas karena ada beberapa adegan seksnya. Bagi yang ingin mendapatkan sensasi yang lebih mengena di hati, memang saya sarankan membaca novelnya daripada melihat filmnya. Ketika membaca novelnya, dengan catatan belum menonton filmnya, klimaks akan terjadi dimana perasaan pembaca seakan juga ikut terombang - ambing sebagaimana yang dirasakan tokoh Watanabe. Dan juga mungkin pembaca diajak untuk merasakan sedikit kegilaan ketika dituntut untuk memahami kejiwaan - kejiwaan setiap karakternya. Disitu kadang pembaca mungkin akan ikut dibawa merasakan sakit jiwa seperti yang dirasakan Naoko dan tokoh lainnya. Dan begitulah hebatnya Haruki Murakami selaku penulisnya berhasil membawa perasaan para pembaca ke taraf yang tidak menentu. Novel Norwegian Wood sendiri pertama kali diterbitkan di Jepang pada tahun 1987 dan langsung menjadi fenomenal dan terjual jutaan eksemplar. Mungkin tidak hanya Norwegian Wood saja, karya - karya Haruki Murakami lainnya pun ketika saya menulis artikel ini berdasarkan data di Wikipedia sudah diterjemahkan ke 45 bahasa. Baru pada tahun 2010, Novel Norwegian Wood ini diangkat ke layar lebar.       

7 comments:

Mas Donda said...

Film romantis cocok buat yang lagi deketan atau baru jadian sama pacar...hehehe.

Unknown said...

baca reviewnya kok rasanya jadi ikutan bimbang kayak pemerannya ya :D

The Other Side said...

Gatoloco Mbelgedes @ Hihihi bisa aja nih Bang Gatoloco :D Buat yang sudah bersuami - istri juga cocok kuk :D

Devina Putri @ Yawh, inti ceritanya memang begitu kak Devina :D Buat penonton serasa dilema dan bimbang :)

Kedai Jelly Gamat Gold G said...

Seru tuh kayanya :)

The Other Side said...

Kedai Jelly @ Makasih Bang Gamat Dah mau mampir :)

Unknown said...

Sudah baca novelnya. Dan merasa benci pada watanabe :')

Unknown said...

Sudah baca novelnya. Dan merasa benci pada watanabe :')

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...