Sebuah kaca jendela yang berukuran
minimalis dengan pahatan bingkai yang cantik. Dari balik kaca
tersebut, wajah Rina muncul memandangi dunia luar yang seakan asing
dan terpisah dari kehidupannya. Kali ini, didapatinya dunia luar yang
berbeda, tidak seperti biasanya. Cuaca benar – benar cerah pagi
ini. Cuaca cerah ditengah musim penghujan yang melanda, dan awan
hitam mendung yang selalu mendominasi disetiap harinya, membuat
pemnadangan dunia luar sangat berbeda untuk hari ini.
Didengarnya, berbagai kicauan burung
yang saling bersahutan. Burung – burung itu seakan kompak
melantunkan nyanyian menyambut cuaca cerah dipagi hari ini. Nyanyian
para burung tersebut terdengar indah dan sangat antusias. Tak setiap
hari Rina mendapati nyanyian merdu para burung seperti ini. Hanya
kalau ada keajaiban cuaca yang cerah seperti ini saja di tengah musim
penghujan.
Di tengah keramain nyanyian para
burung, untuk kesepuluh kalinya, Rina mendapati seekor burung prenjak
kecil berwarna coklat kehitaman yang sedari tadi hinggap dan pergi di
dahan pohon belimbing di samping rumahnya. Kali ini dia melihat,
burung prenjak kecil tersebut sangat sibuk mengais – ngais dedauan
yang dirasa sudah menua dengan moncong mulutnya yang kecil. Tak lama,
burung prenjak kecil tersebut mencuil sehelai ranting kecil pohon
yang sudah rapuh dan beranjak terbang membawanya. Entah apa yang
dilakukan burung tersebut, Rina tak ingin penasaran memikirkannya.
Di kejauhan, beberapa layang – layang
kertas menghiasi langit cerah dengan warnanya. Dengan cuaca pagi yang
cerah seperti ini, dan di saat libur panjang kenaikan kelas, banyak
anak kecil yang memanfaatkan-nya untuk bermain layangan. Cuaca yang
cerah, membuat gunung merapi dari kejauhan pun terlihat jelas. Namun
cuaca cerah kali ini, tak secerah perasaan Rina di pagi hari. Hal itu
terlihat dari wajah murung Rina yang menyikapi pagi hari yang cerah
ini dengan ekspresi dingin.
Delapan bulan yang lalu, di sebuah
pinggiran taman kota di sore hari. Kekasihnya yang saat itu berhasil
terdaftar sebagai Angkatan Darat yang sebelumnya gagal selama 3 kali
mencoba, merayakan keberhasilannya dengan mengajak Rina jalan –
jalan. Rina terkejut, ternyata tidak hanya merayakan keberhasilannya
saja sang kekasih mengajaknya jalan – jalan, di lain itu, sang
kekaksih mengungkapkan maksudnya untuk melamar dirinya. Namun Rina
menolak dengan tegas lamaran sang kekasih karena saat itu juga sang
kekasih mengutarakan niat melamar dirinya karena dia beberapa bulan
ke depan akan ditugas dinaskan selama 2 tahun lamanya di luar pulau
Jawa. Sang kekasih melamarnya karena dia ingin mempunyai ikatan yang
jelas dan resmi dengan dirinya, agar saat ketika kekasihnya berpisah selama
2 tahun untuk dinas, perasaannya akan selalu tentram karena Rina sudah
terikat ikatan cincin pertunangan dan menjadi semangat kekasihnya
dalam bekerja. Namun Rina menolak dengan kejam, dan mengatakan bahwa
apa yang dilakukan kekasihnya sangat egois. Rina mengungkapkan bahwa
sang kekasih tak memikirkan bagaimana perasaan dirinya jika ditinggal
selama 2 tahun dengan ikatan cincin pertunangan. Daripada menderita
menunggu dengan perasaan tak menentu dibawah ikatan cincin
pertunangan, akhirnya saat itu juga Rina memutuskan hubungan dengan
kekasihnya.
“Bagaimanapun juga aku akan selalu
menunggu jawabanmu sebelum keberangkatanku.Aku tak akan menganggap
jawabanmu hari ini adalah mutlak. Pintu masih terbuka lebar untukmu
Rina. Aku benar – benar mencintaimu,” Begitulah kata – kata
sang mantan kekasih yang masih menghantui dirinya. Kata – kata
terakhir dari sang mantan kekasih masih selalu terngiang di benakknya
dan selalu membebaninya. Hubungan percintaan yang terbina lebih dari
3 tahun lamanya berakhir dengan menyedihkan. Dan kata – kata mantan
kekasihnya, tak akan pernah bisa dilupakan karena lamanya ikatan
hubungan yang pernah mereka berdua jalani.
Sebuah mobil sedan, berwarna putih
bersih dan terlihat anggun. Seperti layaknya keanggunan pria yang
mengendarainya saat dia keluar dari mobilnya. Pria itu berbadan
tegap, tingginya hampir mencapai 180cm. Berkulit putih, beramput
pirang disisir dengan kombinasi rapi dan sak – sak ala jaman
sekarang. Berwajah halus layaknya anggota boy band korea. Berpakaian
hitam formal. Pria bersahaja itu turun dar mobilnya dan memasuki
rumah Rina. Melihat pria itu sudah memasuki area rumah dan terdengar
ketokan pintu, Rina langsung beranjak dari jendela kamarnya, menuju
ke depan cermin dan merapikan dandanan baju, rambut serta pemerah
bibirnya.
“Rinaaaaa, sedang apa kamu di atas
sana??!! Cepat Turun, Faisal sudah menunggumu!” Teriak keras sang
Ibu dari lantai bawah.
“Iya Buuu, sebentar, ini juga udah
mau kesitu kukk!!” Jawab Rina. “Huuh, kenapa ibuku yang bawel ya,
kan yang mau kencan aku,” Desah Rina dalam hati.
Faisal, adalah kekasih Rina saat ini.
Dia adalah pria yang berhasil mengisi kekosongan hati Rina semenjak
putusnya hubungan dengan mantan kekasihnya. Di suatu hari di acara
pasar malam yang diadakan di hari – hari tertentu, Faisal melihat
Rina termenung diam di tengah ramainya susana hingar – bingar dan
diantara keceriaan para keponakan Rina yang saat itu bersamanya. Di
saat itulah Faisal mendekati Rina. Gaya bicara dan daya tarik Faisal,
mampu memberikan secercah senyum di saat dirinya sedang sedih, dan
hubungan mereka semakin hari semakin meningkat menjadi sepasang
kekasih. Faisal adalah pria yang tampan, dia mapan dan sudah bekerja
tetap di kota tempat tinggal Rina berada.
Alunan musik pop terdengar merdu keluar
dari pemutar musik di dalam mobil. Di saat perjalanan, Faisal sengaja
memutar musik pop kesukaan Rina agar suasana menjadi romantis seperti
biasanya. Namun, sepertinya hal itu tak berhasil kali ini. Semenjak
awal perjalanan, Faisal melihat ada yang tidak beres dengan diri
Rina. Dia merasa Rina kali ini banyak terdiam. Hampir selama
perjalanan dia mendapati Rina memandangi pemandangan diluar kaca
jendela.
“Sayang, apa terjadi sesuatu dengan
dirimu? Apa kamu sedang sakit? Ceritakanlah kepadaku, “ Tanya
Faisal dengan perasaan gusar.
Mendadak Rina tersentak dari diam
dirinya yang seakan mematung mendengar pertanyaan Faisal dan menjawab
“ Ah, maafkan aku, aku tidak apa – apa kuk sayang. Emm, lalu,
kenapa mendadak subuh – subuh tadi kamu telepon mengajakku kencan di pagi
hari seperti ini? Bukannya seharusnya kamu di kantor?”
“Syukurlah kalau kamu tak apa –
apa. Aku sempat khawatir. Akan kuberitahu alasannya nanti. “Jawab
Faisal dengan mengarahkan senyum manisnya ke arah Rina. Setelah itu
dia melanjutkan konsentrasinya untuk kembali menyetir.
Mereka berdua akhirnya berhenti di
salah satu restoran terkemuka. Di saat di dalam restoran tersebut
Faisal memandangi gerak – gerik Rina yang seperti canggung saat
memesan menu makanan dan seakan gelisah memandangi lingkungan
sekitar. Ketika ditanya Faisal mengenai sikapnya, Rina malah balik
bertanya mengapa Faisal mengajaknya ke restoran semewah ini? Tidak
biasanya Faisal mengajak Rina ke tempat yang mewah. Kemudian Faisal
menjelaskan semuanya bahwa kemarin dia diberitahu bahwa dirinya naik
pangkat menjadi pengawas administrasi perusahaan. Pagi hari tadi
adalah peresmiannya, dan besok dia mulai bekerja di posisi barunya,
oleh sebab itu dia mempunyai waktu luang untuk mengajak Rina keluar
pagi hari ini untuk merayakannya dan tak masalah jika tempatnya mewah.
Tak lupa juga Faisal menerangkan bahwa setelah menempati posisi
sebagai pengawas ini, jika kariernya baik, maka hanya perlu selangkah lagi
menjabat sebagai manajer perusahaan. Setelah keterangan panjang lebar
dari Faisal, Rina memberikan selamat atas prestasinya.
Ketika makanan datang dan kemudian
dihidangkan, Rina tak sabar untuk segera menikmatinya. Namun anehnya
Rina tak merasa aroma sup ayam Tionghoa yang dipesannya. Didepannya
hanya berdiri mangkok besar berwarna merah dengan tutupnya yang bulat
rapat tak mengeluarkan kepulan asap panas sama sekali seperti yang
biasanya dia pesan. Begitu pula halnya dengan punya Faisal yang
memesan menu yang sama dengan Rina. Setelah penasaran, ketika dibuka
tutup mangkok tersebut, begitu kaget dirinya mendapati ada sebuah
cincin di dalam mangkuk tersebut.
Rina, kemudian meminta penjelasan
kepada Faisal mengenai semua ini. Tak perlu waktu lama, Faisal
menjelaskan segalanya yang menjadi lobang tanda tanya di pikiran
Rina. Faisal menjelaskan bahwa dirinya ingin melamar Rina di saat
hari kenaikan pangkatnya. Faisal menjelaskan bahwa dia tak ingin
berpacaran terlalu lama dan sudah cocok segalanya dengan Rina walau
hubungan pacaran mereka hanya berlangsung dalam hitungan bulan saja.
Faisal juga mengatakan bahwa bila lamarannya diterima, selepas
kelulusan kuliah Rina yang tak lama lagi, Faisal bisa memberi tempat
untuk Rina bekerja diperusahannya sekarang dengan memanfaatkan posisi
pangkatnya saat ini dan setelah itu segera merencanakan pernikahan.
Kemudian Faisal membuka mangkuknya, di dalamnya juga terdapat sebuah
cincin. Setelah penjelasan panjang lebar, Faisal kemudian menunggu
jawaban dari Rina.
Mata Rina saat itu dipenuhi oleh
genangan air mata, saking penuhnya, genangan itu berubah menjadi
linangan air mata seperti bak mandi yang luber menampung banyak air seperti keran yang lupa dimatikan. Kedua tangannya pun serasa tak bisa
digerakkan, dan dia mulai merasa tanggannya bergetar seperti orang
ketakutan. Pandangannya pun sesaat memandang antara cincin
dihadapannya, wajah Faisal yang tersenyum, dan juga jam dinding yang
menunjukkan hampir pukul 11 pagi.
“ Terima Kasih sudah mau melamarku
dan mengungkapkan segala isi hatimu sayang. Terima kasih juga selama
ini telah mengisi hatiku dengan kebahagiaan yang tulus darimu.
Maaf karena sebenarnya dirimu datang disaat diriku sedang bimbang
memutuskan suatu hal yang aku sembunyikan darimu. Sebenarnya ruang
kosong dalam hatiku ini sudah diisi oleh orang lain selain dirimu.
Tetapi memang aku belum memutuskan siapa yang lebih tepat menjadi
penghuni tetapnya. Dan, maaf, untukmu aku hanya membiarkkan cintamu
singgah dihatiku, tetapi untuk menjadi penghuni tetapnya aku tidak
bisa menerima. Karena sudah ada orang lain yang mengakar dalam hatiku
ini.” Kata Rina dengan memandang serius ke arah Faisal.
Faisal mampu mencerna perkataan dari
Rina adalah sebuah penolakan. Tapi mengenai orang lain di hatinya,
Faisal tidak mengerti apa maksdunya? Apakah Rina berselingkuh di saat
bersama dirinya atau memang ada seseorang yang tidak bisa
dilupakannya dalam hidupnya? Wajar bila Faisal mempertanyakan itu
kepada Rina karena semenjak mereka berpacaran, Rina tidak pernah
menyinggung hal tersebut dalam hubungan mereka. Mendadak saja Rina
berdiri, mengusap air matanya dan mengambil dua cincin yang berada di
dalam kedua mangkuk pesanan mereka. Setelah itu dia mengucapkan maaf
untuk terakhir kalinya kepada Faisal kemudian bergegas berlari keluar
Restoran. Faisal berusaha mencegahnya namun dia tak kuasa menahan
keinginan kuat Rina yang ingin meninggalkannya. Akhirnya dia hanya
melihat untuk terakhir kalinya Rina lambat laun berlari dari kejauhan
menghilang ditelan bumi dengan perasaan kecewa dan sedih dan penuh tanda tanya.
“Sialan, mengapa cuaca secerah dan
sepanas ini hari ini? Padahal aku mengharapkan hari ini hujan
sehingga kita bisa tidur nyenyak di kapal nanti. Kalau cuaca begini,
kita bakal terpanggang di dalam kapal karena hawa panas, kata Bayu
sambil mengusap peluh keringatnya yang bercucuran saat mendorong truk
yang mogok bersama rekan - rekannya.
“Sudah jangan terlalu banyak
mengeluh. Kalau truk ini tidak cepat menyala, kita akan ketinggalan
jadwal pembenrangkatan kapal ke pulau Maluku. Satuan kita bakal kena
hukuman habis – habisan bila itu terjadi, “ Kata salah satu rekan
Bayu yang juga bermandikan keringat di sampingnya.
Usaha mereka pun tak lama setelah itu
membuahkan hasil. Akhirnya, truk militer yang mogok di tengah jalan
tersebut kembali mampu berjalan setelah didorong oleh beberapa
serdadu. Bayu yang sudah kembali di dalam truk mencoba mengatur
kembali nafasnya saat duduk bersandar di kursi berjajar bersama
banyak rekannya. Mereka semua berisik mengeluhkan bau keringat yang
memenuhi ruangan belakang truk itu tempat menampung para prajurit.
Sindiran dan ejekan pun saling terjadi.
Di tengah laju kencang truk tersebut,
secara mendadak truk tersebut mengerem dengan kencangnya sehingga
mengakibatkan semua prajurit yang berada di belakang saling terhuyung
– huyung berdempetan. Mereka para prajurit mulai kesal kalau –
kalau truk ini kembali mogok. Mereka, tidak punya sisa kekuatan untuk
kembali mendorong truk ini. Namun, kali ini bukan karena mogok,
melainkan disebabkan oleh seseorang mencegat truck tersebut tepat
didepannya.
“Hai, Mbak, dimana otakmu? Apa kamu
mau mati dengan mencegat kami secara mendadak seperti ini? Bagaimana
semisal rem kami blong? Apa kamu tak memikirkan resiko itu? “
Bentak salah satu prajurit yang berada di posisi kemudi. Kemudian
Rina menghampiri supir tersebut dan meminta maaf. Kemudian Rina
menanyakan apakah rajurit yang bernama Bayu ada di truk ini, sebab
dia mempunyai kekasih bernama Bayu yang masuk di kesatuan macan tutul
di kompi C sesuai tulisan yang tertera di kepala truk militer ini.
Sang sopir kemudian menoleh kepada sersan yang berada di sampingnya,
kemudian sang sersan memanggil bayu lewat jendela kecil yang
menghubungkan dengan penghuni belakang truk. Sang sersan memberi
waktu Bayu untuk menyelesaikan urusannya. Saat mengetahui Bayu dicari
oleh seorang wanita, rekan – rekannya banyak yang menyindirnya, dan
tak banyak yang iri karena Bayu mempunyai seorang wanita yang cantik
dan mau berkorban mengejar Bayu sejuh ini.
Ketika berada di hadapanRina. Bayu
terdiam mematung memandangi Rina. Dia seakan tak percaya apa yang
telah dilakukan Rina. Dia merasa pintu hati Rina sudah tertutup
untuknya. Dan dia sebenarnya juga tahu bahwa Rina setelah
meninggalkannya, mempunyai seorang kekasih yang lebih tampan dan
mapan dibanding dirinya yang sekarang kulitnya semakin menghitam karena
selalu ditempa latihan yang berat selama masa bekal pendidikan
sebelum tugas keberangkatan dinasnya pada hari ini.
“Rina, aku tak menyangka kamu
bakal....”Kata Bayu tapi langsung dengan segera Rina membungkam
mulut Bayu. “Aku tak ingin membuang waktumu yang berharga, “
jelas Rina dan kemudian dia mengeluarkan dua buah cincin dari
sakunya. “Bukannya pintu kesempatan masih terbuka sesuai yang kamu
katakan sebelum keberangkatanmu. Maka cepat lamarlah aku sebelum
pintu itu tertutup dan aku berjanji akan menunggumu selama 2 tahun.”
Disaat Rina mengatakan itu kepada Bayu.
Rina melihat burung prenjak yang tadi pagi sempat bolak – balik ke
dahan pohon belimbing rumahnya, mencari ranting – ranting kecil
yang sudah layu. Saat ini dilihatnya burung itu, dengan keadaan loyo
membawa sebuah ranting kecil menuju ke dahan pohon tak jauh dari
tempat mereka berdua berdiri. Didahan itu sebuah sarang sudah
terbentuk meski belum 100% selesai. Saat hinggap disarang itu, sang
burung itu seakan menyulam rumah mereka dengan ranting. Rina sadar di
salam sarang rumah tersebut ada sang betina yang sedang mengerami
telurnya. Rina kaget mengetahui kejadian ini bahwa sang jantan
terbang dengan jarak sejauh itu mengambil ranting di pohon rumah demi
membenarkan sarang yang rusak untuk kenyamanan sang betina.
Begitulah, berapa lamanya, berapa jauhnya jarak yang memisahkan, sang
jantan pasti akan kembali ke tempat dimana pujaan hati berada. Dan
itulah gambaran yang terpancar di wajah Bayu saat ini yang berada di
depannya.
Yup. Akhirnya aku bisa berbagi cerpen-ku yang ke tiga ini bagi para pemirsa. Semoga kalian menikmatinya. Silah kan yang mau copy paste, asal jangan lupa nyantumin sumbernya untuk menghargai penulisnya, trims.
18 comments:
akhirnya selesai juga membaca postingan ini walaupun agak lama.sangat menarik, terima kasih sudah berbagi sobat
kunjungan balik..
waaaah menarik sekali memang artikel ini
salam berbagi sob
mantap sob, jangan lupa visit back ya...
Cerpen Yang Menarik Sob!y
Astaga bang Arif bagus banget cerpennya,suka banget aku.
knp gak dibikin novel aja sob, kyknya seru tuh kalo lbh diperpanjang lg ceritanya,
PPP@ Terimakasih sudah mampir teman :)
Andie@ Terima kasih teman :)
Yulio@ Beres gan :)
Seo@ Terima kasih :)
Icah B@ Alhamdullilah kalau Bang Icah suka :)
Penghuni60@ hehehe...makasih sarannya, udah ada rencana lo mau bikin novel, tp bukan dari cerpen ini idenya :)
nice
mantap sob cerpennya..pengen belajar nulis cerpen nih jadinya...
Tizahzairi@trims mbak tizah :)
ysvcyber@ wah, buruan nulis cerpen gan, mumpung masih ada waktu :)
wah panjang juga cerita nie fol 184 succes di tunggu fol backnya
keren ya cerpennya,
walau endingnya agak maksa, wkwkwkwkkk..
Kang Rohmadaini@ Folback sukses bang :)
Ima Rahmawati@ Wah mbak Ima tersesat juga di blog aku yach :D makasih dah berkunjung :P
iya, nyesat nih..
oia, bikin lagi donk cerpennya, jadi ketagihan nih mau baca kaya2nya arief..
Wah wah wah gawat nih lo ada yang ketagihan, tanganku bisa keriting :) Ya makasih lo Ima suka :) InsyAllah sebulan sekali aku sempatkan nulis cerpen buat postingan Blog aku :)
nice post
happy blogging
mantap gan
happy blogging
Mas-Andes@ Makasih juga mas dah berkunjunga :)
Post a Comment