Beberapa kali aku sempat dibuat jengkel menyangkut
permasalahan baterai. Karena memang, dalam keseharian aku masih memerlukan
kehadiran mereka untuk menghidupkan beragam perangkat elektronik yang ada di
kamar. Beberapa yang paling sering aku gunakan adalah mouse wireless, penyemprot pewangi ruangan otomatis dan lampu LED emergency jika dilanda listrik padam
daripada harus menggunakan lilin.
Hal menyebalkan yang sering terjadi adalah jika di tengah
penggunaan mouse wireless tiba-tiba
saja kehabisan daya baterai. Alhasil mouse
tak bisa digunakan. Itulah kelemahan mouse
wireless, meski praktis tanpa perlu ribet mengatur kabel tetapi pengalaman
penggunaan selama ini aku berkesimpulan daya pemakaian baterainya boros.
Pertama kali aku membeli mouse wireless
dulu aku memakaikannya baterai AAA merek ABC biasa. Yang terjadi baterai cepat
habis walau penggunaannya kupikir tak terlalu sering. Kedua aku memakaikan
merek ABC jenis Alkaline dengan label berdaya tahan lama. Namun saat aku
menggunakan jenis Alkaline, ketika itu bertepatan dengan banyakknya aktivitas
yang memerlukan mouse, alhasil baterainya cepat tewas. Jadinya aku berpikir
repot juga jika sedikit-sedikit harus mengeluarkan uang untuk membeli baterai.
Lagipula, harga jenis Alkaline juga tidak murah.
Yang kedua adalah penyemprot pewangi ruangan di kamarku
juga masih menggunakan daya baterai AA untuk menghidupkannya. Perangkat satu
ini juga tergolong boros jika tidak menggunakan baterai jenis Alkaline.
Berhubung harga baterai Alkaline AA rerlatif mahal, biasanya aku hanya
memakaikan baterai jenis ABC putih standar. Yah, walaupun resikonya kadang
dayanya sudah tewas padahal tabung parfumnya masih banyak atau pernah juga baru
beli isi ulang tabung semprotnya belum ada seminggu udah mati perangkatnya
karena kehabisan daya baterai. Hal remeh seperti itu juga kadang bikin sebel.
Terakhir adalah lampu LED emergency. Dulu, jika mati lampu, biasanya masih sering menggunakan
lilin. Berhubung Ibu mempunyai usaha warung kelontong, mencari lilin bukanlah
hal susah. Tetapi, suatu ketika keluarga sepulang dari kondangan membawa dua
buah lampu LED emergency sebagai
cinderamata pernikahan. Keren juga ya cinderamata pernikahannya lampu LED.
Daripada sendok maupun kipas, cinderamata seperti ini lebih bermanfaat.
Darisitu ketika dilanda listrik padam, aku sudah tidak menggunakan lilin lagi
sebagai penerang.
Cuma, ada yang mengganjal. Seharusnya LED (Light Emiting
Diode) lampu jenis ini harusnya hemat daya. LED emergency cinderamata itu membutuhkan 3 buah baterai AA sebagai
sumber dayanya. Karena pemikiran LED yang hemat daya, jadi aku mengisinya
dengan baterai ABC biasa bukan jenis Alkaline. Suatu ketika pernah mati lampu dari
jam 8 malam hingga menjelang subuh. Jadi, penggunaan lampu LED emergency-nya nonstop sampai subuh.
Anehnya, kudapati cahaya lampu LED emergency-nya
sudah meredup ketika listrik sudah kembali menyala. Seharusnya sih kalau
nonstop 24 jam kelas LED diberi 3 buah daya baterai sanggup bertahan 2-3 hari.
Berarti emang jenis LED-nya yang boros.
Karena tidak ingin dipusingkan dengan masalah harus
seringnya beli baterai ketika perangkat mati jika kehabisan daya dan juga
mengingat hal itu termasuk boros bagi kalangan yang berpenghasilan terbatas,
maka aku memutuskan membeli baterai isi ulang dan alat charge-nya sebagai
alternatif.
Alat chargernya
sendiri aku beli seharga 61.000 rupiah dan mampu mengisi 8 baterai sekaligus
terdiri dari 4 baterai AA dan 4 baterai AAA. Sedangkan untuk baterai AA-nya aku
membeli jenis standar seharga 14.000 rupiah dengan daya 2.600mAh. Untuk yang
jenis AAA aku membeli yang merek bagus yakni Energizer berdaya 900mAh seharga
65.000 rupiah. Mahal ya untuk jenis AAA-nya! Hampir setara dengan alat chargernya. Bikin kantong bolong.
Yailah-lah mereknya juga Enegizer. Namun pertimbangan itu aku pilih karena
untuk baterai AAA-nya memang ditujukan buat mouse
wireless yangmana diantara perangkat lainnya memiliki tingkat intensitas
paling tinggi dalam penggunaan keseharian.
Nah, setelah ini, sepertinya aku tak akan memiliki
kendala lagi jika dihadapkan pada permasalahan daya baterai. Jika daya baterai
habis, tinggal aku aku isi ulang saja. Selain bisa berhemat, juga tidak
membuang-buang waktu harus pergi entah ke warung maupun minimarket untuk
membeli baterai. Bagi kalian yang mempunyai kurang lebih permasalahan yang tak jauh
berbeda dengan yang aku alami, alternatif memiliki perangkat dan baterai jenis ulang
patut dipertimbangkan.
4 comments:
Praktis ya, asal jgn lupa isi ulang spy bisa dimanfaatkan pas butuh
Nathalia@ Hehe iyalah mbak, selalu siap sedia :)
Membantu disaat mati lampu ya, Mas. Asal dicas aja disaat habis dan bisa digunakan diwaktu yang dibutuhkan :)
Andi Nugraha @ Iya mas, tapi kalau bisa lebih enak lagi punya dua baterai sekaligus buat cadangan, jadi kalau satunya habis, tinggal ganti yang satunya gak perlu nunggu ngechas dulu, ibaratnya kalau punya 2 galon aqua lebih enak daripada hanya satu semisal pas haus tapi air dispenser habis gegara gak ada cadangan galon jadinya malah tambah capek otong2 galonnya ke warung, kalau punya cadangan bisa langsung diganti galonnya saat itu juga, hausnya terobati dan ke warungnya bisa belakangan hehe :D
Post a Comment