Thursday, March 15, 2018

Memiliki Perangkat Dan Baterai Jenis Isi Ulang Sebagai Langkah Berhemat

Beberapa kali aku sempat dibuat jengkel menyangkut permasalahan baterai. Karena memang, dalam keseharian aku masih memerlukan kehadiran mereka untuk menghidupkan beragam perangkat elektronik yang ada di kamar. Beberapa yang paling sering aku gunakan adalah mouse wireless, penyemprot pewangi ruangan otomatis dan lampu LED emergency jika dilanda listrik padam daripada harus menggunakan lilin.

Hal menyebalkan yang sering terjadi adalah jika di tengah penggunaan mouse wireless tiba-tiba saja kehabisan daya baterai. Alhasil mouse tak bisa digunakan. Itulah kelemahan mouse wireless, meski praktis tanpa perlu ribet mengatur kabel tetapi pengalaman penggunaan selama ini aku berkesimpulan daya pemakaian baterainya boros. Pertama kali aku membeli mouse wireless dulu aku memakaikannya baterai AAA merek ABC biasa. Yang terjadi baterai cepat habis walau penggunaannya kupikir tak terlalu sering. Kedua aku memakaikan merek ABC jenis Alkaline dengan label berdaya tahan lama. Namun saat aku menggunakan jenis Alkaline, ketika itu bertepatan dengan banyakknya aktivitas yang memerlukan mouse, alhasil baterainya cepat tewas. Jadinya aku berpikir repot juga jika sedikit-sedikit harus mengeluarkan uang untuk membeli baterai. Lagipula, harga jenis Alkaline juga tidak murah.


Yang kedua adalah penyemprot pewangi ruangan di kamarku juga masih menggunakan daya baterai AA untuk menghidupkannya. Perangkat satu ini juga tergolong boros jika tidak menggunakan baterai jenis Alkaline. Berhubung harga baterai Alkaline AA rerlatif mahal, biasanya aku hanya memakaikan baterai jenis ABC putih standar. Yah, walaupun resikonya kadang dayanya sudah tewas padahal tabung parfumnya masih banyak atau pernah juga baru beli isi ulang tabung semprotnya belum ada seminggu udah mati perangkatnya karena kehabisan daya baterai. Hal remeh seperti itu juga kadang bikin sebel.


Terakhir adalah lampu LED emergency. Dulu, jika mati lampu, biasanya masih sering menggunakan lilin. Berhubung Ibu mempunyai usaha warung kelontong, mencari lilin bukanlah hal susah. Tetapi, suatu ketika keluarga sepulang dari kondangan membawa dua buah lampu LED emergency sebagai cinderamata pernikahan. Keren juga ya cinderamata pernikahannya lampu LED. Daripada sendok maupun kipas, cinderamata seperti ini lebih bermanfaat. Darisitu ketika dilanda listrik padam, aku sudah tidak menggunakan lilin lagi sebagai penerang.


Cuma, ada yang mengganjal. Seharusnya LED (Light Emiting Diode) lampu jenis ini harusnya hemat daya. LED emergency cinderamata itu membutuhkan 3 buah baterai AA sebagai sumber dayanya. Karena pemikiran LED yang hemat daya, jadi aku mengisinya dengan baterai ABC biasa bukan jenis Alkaline. Suatu ketika pernah mati lampu dari jam 8 malam hingga menjelang subuh. Jadi, penggunaan lampu LED emergency-nya nonstop sampai subuh. Anehnya, kudapati cahaya lampu LED emergency-nya sudah meredup ketika listrik sudah kembali menyala. Seharusnya sih kalau nonstop 24 jam kelas LED diberi 3 buah daya baterai sanggup bertahan 2-3 hari. Berarti emang jenis LED-nya yang boros.

Karena tidak ingin dipusingkan dengan masalah harus seringnya beli baterai ketika perangkat mati jika kehabisan daya dan juga mengingat hal itu termasuk boros bagi kalangan yang berpenghasilan terbatas, maka aku memutuskan membeli baterai isi ulang dan alat charge-nya sebagai alternatif.

Alat chargernya sendiri aku beli seharga 61.000 rupiah dan mampu mengisi 8 baterai sekaligus terdiri dari 4 baterai AA dan 4 baterai AAA. Sedangkan untuk baterai AA-nya aku membeli jenis standar seharga 14.000 rupiah dengan daya 2.600mAh. Untuk yang jenis AAA aku membeli yang merek bagus yakni Energizer berdaya 900mAh seharga 65.000 rupiah. Mahal ya untuk jenis AAA-nya! Hampir setara dengan alat chargernya. Bikin kantong bolong. Yailah-lah mereknya juga Enegizer. Namun pertimbangan itu aku pilih karena untuk baterai AAA-nya memang ditujukan buat mouse wireless yangmana diantara perangkat lainnya memiliki tingkat intensitas paling tinggi dalam penggunaan keseharian.


Nah, setelah ini, sepertinya aku tak akan memiliki kendala lagi jika dihadapkan pada permasalahan daya baterai. Jika daya baterai habis, tinggal aku aku isi ulang saja. Selain bisa berhemat, juga tidak membuang-buang waktu harus pergi entah ke warung maupun minimarket untuk membeli baterai. Bagi kalian yang mempunyai kurang lebih permasalahan yang tak jauh berbeda dengan yang aku alami, alternatif memiliki perangkat dan baterai jenis ulang patut dipertimbangkan.          

4 comments:

Nathalia DP said...

Praktis ya, asal jgn lupa isi ulang spy bisa dimanfaatkan pas butuh

The Other Side said...

Nathalia@ Hehe iyalah mbak, selalu siap sedia :)

andi nugraha said...

Membantu disaat mati lampu ya, Mas. Asal dicas aja disaat habis dan bisa digunakan diwaktu yang dibutuhkan :)

The Other Side said...

Andi Nugraha @ Iya mas, tapi kalau bisa lebih enak lagi punya dua baterai sekaligus buat cadangan, jadi kalau satunya habis, tinggal ganti yang satunya gak perlu nunggu ngechas dulu, ibaratnya kalau punya 2 galon aqua lebih enak daripada hanya satu semisal pas haus tapi air dispenser habis gegara gak ada cadangan galon jadinya malah tambah capek otong2 galonnya ke warung, kalau punya cadangan bisa langsung diganti galonnya saat itu juga, hausnya terobati dan ke warungnya bisa belakangan hehe :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...